Nama latin dari akar bajakah yaitu Spatholobus littoralis. Akar bajakah merupakan tanaman yang tumbuh di Kalimantan, Indonesia. Hal ini sering dikaitkan dengan akar mistik yang tumbuh di Kalimantan Tengah. Dahulu masyarakat adat Kalimantan memanfaatkan akar bajakah untuk pengobatan dan hal ini telah diwariskan secara turun temurun.
Tanaman yang tumbuh di lahan gambut di Kalimantan ini memiliki batang yang berbentuk seperti benang. Akar bajakah tumbuh pada vegetasi lebat yang tidak banyak menerima sinar matahari, seperti di hutan tropis Kalimantan.
Akar bajakah merupakan tumbuhan merambat. Tanaman ini memiliki batang berkayu dan dapat tumbuh hingga panjang 10 meter. Daunnya majemuk dan berseling, dengan 5-7 helai daun. Bunganya kecil dan berwarna ungu. Pohonnya berbentuk semak atau pohon sedang yang mempunyai akar rambat panjang. Akar rambat pohon bajakah dapat menjalar atau menggantung sepanjang lebih dari 5 meter. dan akar inilah yang sering digunakan oleh masyakarat Suku Dayak sebagai obat tradisional yang mujarap. Tidak hanya akarnya, seluruh bagian pohon bajakah juga dapat dijadikan sebagai obat herbal.
Masyarakat dayak sejak dahulu menggunakan tumbuhan akar bajakah sebagai obat untuk mengembalikan stamina saat beraktifitas di hutan, juga digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Sebuah pengujian yang pernah dilakukan oleh mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat pada tahun 2012, membuktikan bahwa pohon bajakah mengandung zat senyawa fenolik, flavonoid, tanin, dan saponin yang dapat mempercepat penyembuhan luka. Bajakah semakin terkenal setelah diteliti 3 siswa Sekolah Menengah Umum dari Palangkaraya yang melaporkan hasil penelitian mereka pada sebuah ajang lomba international di Seoul, Korea Selatan, dan menyatakan bahwa bajakah dapat menyembuhkan penyakit kanker. Berdasarkan uji pendahuluan secara kualitatif yang dilakukan oleh Anshari (2012) bajakah tampala mengandung fenolik, flavonoid, tanin dan saponin. Kandungan senyawa metabolit sekunder ini dapat mengobati berbagai penyakit degeneratif, seperti diabetes, kanker, tumor dan lain-lain. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang telah di lakukan (Syarifah et al., 2019) yang menyatakan bahwa akar bajakah tampala dapat mengobati penyakit kanker. Ayuchecaria et al., (2020) menyatakan bahwa ekstrak batang bajakah tampala rata-rata mengandung kadar fenolik sebesar 12,33mg GAE/g. Bajakah tampala juga terbukti mampu mempercepat proses penyembuhan luka (Saputera dan Ayuchecaria, 2018 ) dan memiliki aktifitas (Saputera et al., 2019). Bajakah termasuk dalam kategori genus Spotholobus, merupakan tumbuhan merambat di pohon kayu dari suku Phaseoleae, pertama kali di temukan pada tahun 1842 oleh ahli botani bersal dari Jerman yaitu Justus Karl Hasskarl. Menurut Ninkaew dan Chantaranothai (2014), sebanyak 29 spesies genus Spatholobus Hassk tumbuh dan tersebar di hutan tropis Indonesia. Kandungan senyawa kimia pada tumbuhan juga tergantung pada lingkungan tempat
tumbuh Keanekaragaman jenis tumbuhan akar bajakah ini menyebabkan masih banyak jenis bajakah yang belum diteliti.Â
Apa aja sih manfaat akar bajakah?
Mempercepat penyembuhan luka, akar bajakah mengandung senyawa fenolik, flavonoid, tanin, dan saponin yang dapat mempercepat pertumbuhan jaringan dan pembuluh darah baru, sehingga dapat membantu penyembuhan luka lebih cepat. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh, akar bajakah berpotensi meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan meningkatkan produksi sel darah putih. Melawan kanker, akar bajakah mengandung flavonoid yang dapat membantu mengatur aktivitas sel dan melawan radikal bebas yang dapat menyebabkan stres oksidatif dalam tubuh. Mencegah penyakit kronis, mengkonsumsi ekstrak akar bajakah secara rutin dapat membantu mencegah obesitas, menurunkan risiko diabetes, dan menurunkan risiko penyakit kronis.
Cara mengkonsumsi akar bajakah yang paling umum adalah dengan merebusnya dalam air untuk dijadikan rebusan atau infus, atau dengan menggiling akar bajakah kering menjadi bubuk halus dan mencampurkannya dengan air atau minuman lain.
Akar bajakah merupakan tanaman tradisional yang telah digunakan selama berabad-abad di Indonesia karena potensi manfaatnya bagi kesehatan. Meskipun beberapa penelitian menunjukkan bahwa ia mungkin memiliki sifat anti kanker dan manfaat kesehatan lainnya, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami potensi manfaat dan risikonya.
Terima kasih...
