ia tempuh perjalanan jauh ke negeri seberang
untuk mencari ilmu
di sana ia belajar tekun kepada para guru besar
ia kagum akan kehebatan ilmu sang guru besar
ia pelajari buku-buku karya mereka berulang-ulang sampai hapal diluar kepala
dibuktikannya dalam ujian akhir hingga lulus
gelar doktor ia raih
ia tak tahu
para gurunya itu dulu adalah serdadu dari rezim kolonialis
kini mereka ajarkan bagaimana mengamalkan ilmunya yang didapat dari hasil pengalaman
memperbudak bangsa lain
gelar doktor telah ia sandang
lalu sang murid pulang kampung halaman
ia terapkan ilmunya
ia menjadi heran dan bertanya, mengapa bukan kemakmuran yang didapat
tapi kemiskinan yang merata?
ia tak bisa kembali
ia ajarkan ilmunya kembali kepada murid-muridnya
justru kemiskinan semakin merajalela
dan kemakmuran hanya dinikmati sekumpulan kecil orang
ia melihat dimana para gurunya tinggal kemakmuran mayarakat demikian merata
tapi dimana ia tinggal kemiskinan mayarakat demikian merata
ia bertanya-tanya
tapi belum juga muncul suatu ide
ia hanya teringat
pesan para pendiri bangsa samar-samar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H