Pemanfaatan sosial media digital saat ini menjadi simbol dari evolusi akhir manusia, yaitu dari Homo Erectus menjadi Homo Informaticus.
Manusia yang tadinya cukup berdiri tegak, menjadi manusia yang setiap bangun tidur langsung update statusnya di media sosial.
Apalagi dengan semakin meluasnya pengguna dawai pintar (smartphone) dan mudahnya akses internet yang cepat.
Evolusi menjadi Homo Informaticus inilah yang membuat perilaku dan budaya masyarakat yang ingin selalu eksis dunia virtual/siber.
Sosial media menjadi kebutuhan supra primer yang akut bahkan menjadi ketagihan, dan sudah pasti berujung kepada keceriaan sekaligus jadi kekisruhan.
Sering kali kita lupa dunia virtual tidaklah sama dengan dunia nyata.
Sosial media membuat penggunanya mampu berinteraksi aktif tidak hanya tekstual namun sekaligus audio visual.
Tidak pernah terbayangkan 6 tahun yang lalu, kita dapat bertukar video secara langsung (real time) dan sekaligus bisa diakses oleh banyak orang melalui dawai (gadget).
Sosial media menjadi "buku menitan" (bukan lagi buku harian alias diary), setiap menit selalu update dan komen terhadap apapun yang dirasa, dipikirkan, dilihat, dan apapun yang dilakukan baik oleh diri pribadi maupun orang lain.