Mohon tunggu...
Moh.Rizky Abdillah
Moh.Rizky Abdillah Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Editor

02/feb

Selanjutnya

Tutup

Diary

Mengaji kepada Guru Sekaligus Ibu

30 Mei 2022   20:06 Diperbarui: 30 Mei 2022   20:11 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Mengaji Kepada Guru Sekaligus Ibu

Pada saat itu saya berusia 3 tahun, dan pada saat itu saya masih belom menduduki bangku sekolah, karena usia saya yang masih belom terlalu cukup untuk menduduki bangku sekolah. 

Saya belajar mengaji tepat di umur 3 tahun dan yang mengaji saya mengaji yaitu ibu saya sendiri, karena memang dari keluarga ibu mempunyai tempat mengaji atau bisa disebut dengan "Langgar". 

Berbeda dengan kakak perempuan saya, dia diajarkan mengaji oleh kakek kita, pada saat itu kakek masih belum terlalu tua dan masih bisa mengajarkan anak-anak ngaji di langgar yang kakek punya. Ketika saya lahir, kakek masih hidup dan ketika saya berumur 2 tahun, sehingga saya diajarkan mengaji oleh ibu dan nenek saya.

Pada saat ibu mengajari saya mengaji, ibu berumur 33 tahun, masih begitu muda guru saya saat itu dan sekeran beliau sudah berumur 51 tahun dan saya sekarang berumur 20 tahun, tidak terasa sudah beliau mengajari saya mengaji sampai saat ini yang sudah 18 tahun beliau sabar dan selalu mengingatkan saya untuk jangan sampai saya lupa kepada Al-Qur'an. 

Di langgar dulu ketika saya masih berusia 3 tahun memiliki 3 guru, ibu, nenek, dan paman saya yaitu adik dari ibu saya. Jadi dibagi yang murid laki-laki ke ibu dan paman, terus yang murid perempuan ke nenek, tapi terkadang ibu ke murid perempuan dan nenek ke murid laki-laki. 

Dan paman juga tidak begitu lama mengajarkan kami semua, karena beliau bekerja disebuah perusahaan kapal pesiar, dan pekerjaannya pun tidak berada di Indonesia melainkan di luar negeri, juga lama kerjanya bisa sampai 7 hingga 8 bulan, jadi beliau bisa mengajarkan kami Al-Qur'an hanya ketika beliau berada di rumah atu ketika beliau pulang.

Ibu memulai pekerjaannya pada saat beliau sudah lulus dari pondok, dan bertepatan dengan umurnya yang ke 17. Setelah pulang dari pendidikannya, beliaupun disuruh oleh ibunya atau nenek saya untuk mengajarkan anak-anak yang berada didesa kami. Ibu pun memulainya dengan mengajarkan dari bacaan terlebih dahulu agar kami bisa membaca dengan baik dan benar, karena itu juga salah satu perintah yang sudah ada dalam Al-Qur'an dengan bunyi,   Artinya: "Atau lebih dari seperdua itu, dan bacalah Alquran itu dengan tartil." (QS Surah Al Muzzamil: 4). 

Beliau sangat sabar menghadapi para murid-muridnya yang pada saat umur itu, anak-anak kecil lagi nakal sekali, sulit diatur, dan juga cengeng. Urutan pelajaran kami yaitu dari belajar membaca Iqra', lalu setelah bisa mengusai bacaan didalam Iqra', kami melanjutkan belajar membaca Al-Qur'an. Ketika bacaan kami belom lancar dan benar, kami pun tidak boleh melanjutkan ayat selanjutnya, kami disuruh mengaji mandiri dulu dan untuk maju di besok harinya, Tujuannya kami bisa benar-benar baik dan benar dalam mebaca Al-Qur'an.

Ketika kami telah menyelesaikan membaca Al-Qur'an 30 juz, biasanya kami yang telah menyelesaikan memberikan selametan di langgar, dan dilakukan satu hari setelah ia selesai membaca. Kami menyebutnya dengan khataman. Biasanya para orang tua memberikan nasi tumpeng dan beberapa lawuk yang ditaruh dilanggar. 

Acara khatamanpun dilakukan sama seperti ketika mengaji dihari-hari biasnya yaitu ketika setelah Maghrib, nenek pun yang membaca dzikir dan doa untuk memperingati anak-anak yang telah selesai membaca Al-Qur'an. Setelah selai membaca doa, kami pun berebutan untuk mendapatkan nasi dan lawuk yang sudah disiapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun