Mohon tunggu...
mhdrizkyhanafi
mhdrizkyhanafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa yang tertarik dengan filsafat,politik, sejarah, dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sejarah Rusia-NATO, Ekspansi NATO Sebagai Faktor Pendorong Tindakan Represif Rusia Terhadap Ukraina

16 Desember 2024   22:20 Diperbarui: 16 Desember 2024   22:36 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

24 Februari 2022, Rusia melancarkan operasi militernya ke Ukraina. Hal ini pun memicu kemarahan dunia internasional, terutama dunia barat. Amerika, Inggris, dan sekutu-sekutunya di eropa dan seluruh dunia mengacungkan tangan mereka membela Ukraina dengan dalih menolak segala bentuk imperialisme didunia kontemporer. Dana sebesar $56,6 miliar digelontorkan amerika sejak februari 2022 untuk membantu Ukraina melawan Negara Beruang Merah, Rusia, begitu juga dengan sekutunya. Bantuan yang diberikan bukan hanya merupakan bantuan kemanusiaan, melainkan juga bantuan alutsista seperti tank, helikopter, dan kendaraan angkut militer. Hal ini pun merubah keadaan dimedan perang. Awalnya Ukraina yang tidak mampu melakukan apa-apa dibawah digdaya Rusia kini berhasil melawan balik Rusia dengan bantuan yang diberikan negara-negara barat dan perang pun kini mencapai fase buntu.

Dewasa ini, sering kita melihat masyarakat dunia berteriak membela kraina dengan vokal dan mengutuk apa yang dilakukan Rusia tanpa menelisik sejarah terlebih dahulu, padahal justru dalam teks sejarah sejujurnya amerika dan sekutunya yang seharusnya bertanggung jawab atas apa yang terjadi dalam konflik yang terjadi dengan Rusia. Amerika yang memperluas pengaruhnya sampai ke daerah timur eropa melalui organisasi NATO-nya. Dan agresi militer Rusia ke ukraina dapat ditafsirkan sebagai bentuk pertahanan Rusia terhadap kedaulatan dan keamanan negaranya. Untuk menjelaskan hal tersebut kita harus melihat melalui kacamata sejarah.

Perang dingin adalah titik mulai dari perselisihan antara amerika dengan Rusia (Dahulu Soviet). Pasca perang dunia kedua yang di inisiasi oleh jerman dan sekutunya, Eropa terbagi menjadi dua. Di Barat Eropa, Amerika bersama inggris berhasil merebut tanah yang dikuasai jerman sebelumnya. Sementara di Timur Eropa, Rusia (Soviet) berhasil merebut kota berlin dan membebaskan seluruh wilayah timur eropa. Hal ini dimanfaatkan oleh negara-negara pembebas untuk menyebarkan pengaruh mereka diatas negara yang telah mereka duduki. Amerika dengan Liberalisme-nya dan Soviet dengan sistem Komunisme-nya. Untuk mempertahankan digdaya, Amerik serikat bersama sekutunya Prancis dan Inggris membentuk organisasi NATO (North Atlantic Treaty Organization) pada 4 April 1949 untuk menekan penyebaran komunisme di eropa. Menyusul Amerika dan sekutunya, Rusia (Soviet) membentuk organisasinya juga Pakta Warsawa (Warsaw Pact) pada 14 Mei 1955. Perang ideologi ini kemudian menyebar ke seluruh dunia dan menyebabkan perang pengaruh (Proxy War) keseluruh dunia.

Setidaknya Soviet (Rusia) mengajukan perdamaian sebanyak 3 kali dengan cara mengajukan proposal untuk bergabung kedalam organisasi NATO namun selalu ditolak oleh Amerika dan sekutu-sekutunya.Usaha pertama tecatat pada 13 Maret 1954, tepat setahun sebelum pembentukan organisasi Pakta Warsawa yang merupakan organisasi tandingan NATO.Usaha kedua dan ketiga tercatat pada tahun 1990-an hingga 2000-an setelah bubarnya Soviet, setidaknya Rusia mencoba bergabung sebanyak dua kali sebagai bentuk perdamaian antara pihak Rusia dengan NATO dan selalu ditolak. Dari sini kita bisa melihat usaha-usaha yang dilakukan Rusia dan Soviet  untuk mencoba membuat perdamaian dengan NATO selalu ditolak. Dan hal ini lah yang membuat permusuhan antara Rusia dengan negara barat masih eksis. Dan hal ini diperparah dengan ekspansi organisasi NATO yang semakin dekat dengan perbatasan Rusia.

Sebagai negara yang berdaulat tentunya kita sebagai warga negara wajib untuk melindungi serta membela negara kita dari imperialisasi dan segala bentuk ancaman dari dalam maupun luar negeri. Ekspansi NATO ke timur merupakan hal yang sangat tidak etis dan merupakan wujud nyata dari degradasi kenetralan di Eropa semenjak usainya perang dingin. Perdamaian diatas dunia tentu harus dijaga dengan cara menghargai kedaulatan negara lain dan tidak menciptakan potensi perang yang dapat mengganggu kestabilan internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun