Mohon tunggu...
Muhammad Rizki Ardliansyah
Muhammad Rizki Ardliansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - 1803096110

Mahasiswa UIN Walisongo Semarang Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mensukseskan Gerakan Go-Green di Desa Wates Bersama Tokoh Masyarakat Sekitas dan BPDASHL Pemali Jratun Semarang

17 November 2021   07:16 Diperbarui: 17 November 2021   07:21 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semarang -- Wujudkan Go Green, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler dari Rumah Ke-77 Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang kelompok 106 melaksanakan kegiatan penanaman bibit pohon bersama ketua RW 03 Desa Wates dan Pemuda Karang Taruna Desa Wates Khususnya RW 3, Minggu (07/11).

Pelaksanaan kegiatan Go Green tersebut, bekerja sama dengan BPDASHL PEMALI JRATUN SEMARANG yang memberikan bibit pohon sejumlah 100 buah untuk ditanam di lahan milik masyarakat di Desa Wates, Ngaliyan, Semarang RT 07 / RW 03 .

Menurut Naufal azizul Umam selaku koordinator kelompok, Pengusungan program kerja penanaman pohon ini dilakukan dengan alasan untuk mendukung penghijauan lahan, terutama di wilayah Desa Wates.

Menurut Naufal, "Alasan kami melakukan kegiatan penanaman pohon tersebut yaitu yang pertama untuk menyukseskan penghijauan atau Go Green, dan yang kedua agar generasi masa kini mempunyai rasa tanggung jawab merawat bumi."

Kegiatan penanaman pohon tersebut mendapat tanggapan dan respon yang  baik dari para tokoh masyarakat di Desa Wates.

Menurut Pak Moh Zen, selaku Ketua RW 3 Desa Wates, "Menurut saya ini merupakan kegiatan positif, sudah pasti baik. Karena untuk kesinambungan ke depannya, yang artinya dari tanaman kecil ini nanti yang metik buahnya warga sini. Dan akan kita rawat biar nanti ada buahnya, dimanfaatkan bersama untuk warga juga untuk lingkungan khususnya di RW 03 atau RT 07."

Beliau mengatakan bahwa untuk tanaman keras yang nantinya hari akan tumbuh dan berkembang besar kurang cocok ditanam di lahan milik warga dikarenakan kurang luasnya lahan yang tersedia .

"Kalau tanaman keras  contoh seperti mahoni dan jati kalau di lahan warga sudah tidak layak lagi. Itu harus di kebun. Sekarang kan kebun di wilayah kami itu sudah dibangun oleh pengembang, jadi semakin berkurang. Adanya kebun agak jauh dari kampung," lanjutnya.

Dari penjelasan beliau tersebut, jenis pohon yang ditnaman di lahan milik warga tersebut adalah jenis pohon buah-buahan, seperti pohon jambu, sirsak, rambutan, nangka dengan jumlah bibit 40 buah. Sedangkan untuk tanaman keras, seperti jati, mahoni, sengon, Pak Moh Zen memberikan alternatif lain untuk mencarikan lahan yang lebih luas, yang sekiranya lebih cocok untuk di tanami pohon keras tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun