Mohon tunggu...
Muhammad RifqiFawzi
Muhammad RifqiFawzi Mohon Tunggu... Lainnya - Sura jaya ningrat lebur denging pangestuti

panggil saja rifqi, lahir dari kota kecil ditengah jawa timur, pasuruan. Namun, tak menjadi alasan bagi rifqi untuk belajar dan berbagi pengalaman. dibesarkan lewat keluarga sederhana dengan ayah sebagai pegawai swasta dan bunda sebagai ibu rumah tangga yang baik. harapan besar tumbuh sebagai manusia yang bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Keteguhan Hati dan Ketenangan Jiwa

9 Mei 2020   06:09 Diperbarui: 9 Mei 2020   06:17 955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Winslow Homer, The Gulf Stream, 72 cm x 1,25 m, Metropolitan Museum of Art, 1899

Keteguhan mempunyai satu kata dasar yaitu "teguh" dimana makna dari kata teguh sendiri berarti kuat, kokoh, kukuh. Maka keteguhan hati ialah kemampuan mengendalikan diri untuk sejenak meninggalkan keinginan semu demi mencapai tujuan jangka panjang dengan hati yang teguh. Keteguhan disini bukan berarti tidak ada ketakutan, keraguan, melainkan merupakan penakluk dari ketakutan dan keraguan. Untuk menjadi teguh, kita perlu memiliki alasan dan dasar percaya yang juga teguh dan tidak mudah berubah.

Lalu apa itu ketenangan jiwa? Berasal dari kata "tenang" yang artinya dimana seseorang menemukan kondisi ia tidak gusar, tidak gelisah, tidak terburu buru, layaknya suasana jiwa yang berada dalam keseimbangan. Maka dari itu ketenangan jiwa juga dikatakan ketika seseorang merasakan ketenangan, ketentraman lalu mengakibatkan fungsi fungsi jiwanya mengalami keseimbangan sehingga dapat berfikir positif, bijak dalam menyikapi masalah, mampu menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapi serta mampu merasakan kebahagiaan hidup.

Pada dasarnya kita sebagai manusia sadar bahwa manusiawi memiliki perasaan takut, gelisah, gusar, namun hal hal tersebut yang membuat kita lalai dan lupa akan nikmat yang telah diberikan oleh-Nya. Jika kita sadar perasaan gelisah, gusar, takut adalah hal yang membuat kita tidak tenang terutama ketika kita merasakan kesendirian pada suatu momen.

Namun saat itu pula kita harus paham bahwa sebenarnya setiap nasib yang menimpa kita itu atas kehendak-Nya, bahkan ketika bangkitpun Tuhan masih selalu ada bersama kita. Terkadang kita terlalu ego terhadap apa yang menimpa kita sehingga kita berfikir bahwa "hanya saya" yang berbuat seburuk itu, berbuat sehina itu sehingga menciptakan hipotesa hipotesa sementara didalam pikiran, menduga duga hal yang belum terjadi sehingga menghilangkan ketenangan dalam jiwa.

Dan bisa dikatakan sejauh apapun mencari keberadaan Tuhan bahkan dari lubang yang terdalam sampai langit yang tertinggi maka dengan sangat yakin tidak akan ada yang bisa menemukan letak keberadaan Tuhan, karena sejatinya Tuhan tak pernah pergi, tak pernah jauh, Ia selalu ada mengalir didalam tubuh, menemani setiap langkah, meridhoi setiap langkah.

Memang terkadang keteguhan hati dan ketenangan jiwa adalah suatu paradoks dimana terkadang seseorang yang mengalami dilema bahwa apa yang menjadi keteguhan hatinya malah berakibat hilangnya suatu ketenangan jiwa, karena apa yang ia teguhkan juga terkadang mendapat dorongan negatif eksternal sehingga mengakibatkan hilangnya ketenangan dalam diri sendiri. Namun kita bisa manfaatkan energy positif dan pemikiran pemikiran positif dalam diri kita untuk mengkorelasikan keduanya, dimana ketika dalam suatu permasalahan yang mudah/sulit alangkah lebih baiknya tetap berusaha dan teguh akan kata hati namun ikhlas, pasrah terhadap nasib apapun yang diberikan oleh-Nya dan tidak perlu takut akan hal apapun jika memang kita percaya bahwa setiap langkah kita atas ridho-Nya.

Pada titik ini kita akan merasa bahwa apapun yang terjadi setidaknya kita sudah berusaha dengan baik namun semua kembali bagaimana jalan-Nya. Disitu kita akan merasakan ikhlas, tidak gusar, tidak gelisah bahkan tidak takut pada masalah masalah yang sudah menimpa atau yang akan menimpa. Dan disitulah seseorang akan mendapatkan ketenangan jiwa yang diiringi oleh keteguhan hati, hati yang memiliki kemantapan yang mendasar namun tidak memaksakan apapun sehingga fungsi fungsi jiwanya menerima dan mengalami keseimbangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun