Mohon tunggu...
Muhammad Rifki Kurniawan
Muhammad Rifki Kurniawan Mohon Tunggu... Insinyur - Artificial Intelligence Engineer

Artificial Intelligence Engineer di Nodeflux, startup Vision AI di Indonesia. Tertarik dalam eksplorasi dan diskursus mengenai Artificial Intelligence, Machine Learning dan Computer Vision.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siapakah yang Sebenarnya Islam?

16 November 2017   02:02 Diperbarui: 16 November 2017   02:15 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam sebuah puisinya yg berjudul "Puisi Islam", Gus Mus pernah menyampaikan pesan yang bergitu mendalam terkait dengan hakekat Islam, apa sebenarnya ukuran seseorang sehingga dikatakan Islam. Ketika aktivitas dan benda2 semua diberikan simbol2 Islam, syariah, apakah sudah cukup seseorang dikatakan Islam. Benarkah Islam hanya berkutat pada perkara2 itu.

"Di sana, aku melihat Islam tanpa kaum Muslimin. Dan di negeriku, aku melihat banyak sekali orang Islam, tetapi tidak melihat Islam."

kata Syaikh Rifa'ah Al-Thahthawi ketika beliau menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri kemajuan yang telah dicapai oleh Eropa dan Prancis ketika diutus gurunya, Syaikh Hasan Atthar, Syaik Al-Azhar, untuk memimpin delegasi juru dakwah ke negeri itu, dikutip dari buku Kyai Husein Muhammad yang berjudul "Gus Dur dalam obrolan Gus Mus." Beliau menyaksikan dengan kagum bagaimana masyarakat memiliki kepedulian lingkungan yang tinggi, sehingga lingkungannya bersih dan indah. Perpustakaan dipenuhi oleh mahasiswa2, mereka membaca dan berdiskusi bersama di sana. Lingkungan dengan semangat menimba ilmu terasa sangat kental di sana. Sehingga hal itu membuat Syaikh Thahthawi ingin berlama-lama di sana, menimba ilmu sebanyak-banyaknya.

Lalu siapakah yang sebenarnya Islam itu ? apakah mereka yang melakukan demonstrasi besar-besar dengan berjuta kali memekikkan takbir "Allahu Akbar" atau mereka yang dengan semangat menimba ilmu dan belajar. Mereka yang serentak melakukan pemboikotan produk kafir ataukah mereka yang dengan diam menciptakan sekolah secara gratis untuk orang2 miskin. Mereka yang menyampaikan kalimat ajakan provokasi kebencian ataukah meraka yang menciptakan kalimat-kalimat pesan kasih sayang kepada sesama Aku tak tau secara pasti. Tapi yang aku pahami Islam bukan hanya kalimat syahadat dan simbol-simbol tetapi juga nilai-nilai dan ajaran yang bisa memberikan kebaikan dan kebermanfaatan kepada sesama dan lingkungan.

"Puisi Islam" karya Gus Mus


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun