Media Sosial dapat digunakan dengan dua cara yang sangat berbeda: untuk hiburan pribadi dan untuk membangun komunitas di sekitar perusahaan Anda. Hal ini bergantung pada bagaimana karyawan Anda menggunakan situs dan perangkat media sosial. Seorang karyawan yang mengobrol dengan teman-temannya di jejaring sosial tidak menciptakan nilai apa-apa.
Menonton video kucing yang bisa bicara di YouTube juga tidak membantu perusahaan. Nilai bagi karyawan tersebut mungkin sudah jelas (melawan kejenuhan). Jenis penggunaan media sosial di tempat kerja seperti inilah yang memberi reputasi buruk pada ruang ini di dunia korporasi dan kadang-kadang mengaburkan nilai strategis yang dimilikinya untuk organisasi.
Sekarang mari kita bahas tentang bagaimana aktivitas media sosial di tempat kerja dapat memberi nilai lebih untuk organisasi: seorang karyawan mengawasi saluran media sosial untuk komentar posistif dan negative dari produk yang menjadi tanggung jawabnya, mengelola permintaan layanan pelanggan secara saat itu juga di platfrom blog-mikro, atau terlibat dalam aktivitas manajemen reputasi, misalnya.
Dalam skenario pertama, karyawan hanya membuang waktu. Di skenario kedua, karyawan fokus pada aktivitas yang mendukung tujuan bisnis yang spesifik. Karyawan yang sama, meja yang sama, perangkat yang sama, saluran yang sama, tetapi kita melihat gambaran yang benar-benar berbeda karena karyawan tersebut telah memiliki tujuan spesifik: intelijen bisnis, dukungan pelanggan dan manajemen reputasi online.
Tujuan mendatangkan nilai, yang membawa kita kembali ke pernyataan ini: Memiliki “kehadiran” di media sosial tidak ada artinya kecuali Anda melakukan sesuatu dengannya.
Jadi pertanyaannya adalah, apa yang Anda lakukan dengan media sosial? Sebelum pertanyaan tesebut berhasil dijawab, Anda harus benar-benar memahami strategik, taktik, tujuan, dan target perusahaan Anda secara keseluruhan.
Mengaitkan Program Media Sosial ke Tujuan Bisnis
Kesalahpahaman yang umum terjadi di dunia bisnis adalah bahwa media sosial berdiri terpisah dari perusahaan -bahwa media sosial merupakan sekat tersendiri, mesin “keterlibatan” dan “percakapan” sendiri yang tidak memiliki hubungan yang jelas dengan fungsi bisnis lainnya. Pemikiran ini salah. Organisasi yang memperlakukan media sosial hanya sebagai ban serep saja biasanya tidak akan berhasil dalam ruang ini. Kenyataan media sosial adalah bahwa ini bukanlah sekedar tambahan. Media Sosial adalah 100% bagian integrasi.
Ini adalah cara pandang yang sederhana: Bisnis Anda tidak masuk ke media sosial. Media Sosial yang masuk bisnis Anda.
Apa artinya? Ini berarti bahwa media sosial bukan merupakan fungsi tersendiri. Media Sosial adalah alat komunikasi, seperti telepon dan email, yang mendukung tujuan fungsi bisnis penting, termasuk didalamnya hubungan masyarakat, pemasaran, pembangkitan minat pelanggan, layanan pelanggan, dan riset pasar.
Beberapa di antara penggunaan paling baik untuk aktivitas media sosial adalah untuk mendukung fungsi-fungsi bisnis ini, dan ini bagian terbaiknya: Setiap fungsi bisnis tersebut sudah memiliki objektif dan targetnya, di mana Anda bisa memasukkan aktivitas media sosial ke dalamnya.