Mohon tunggu...
M Reindy
M Reindy Mohon Tunggu... -

Asking good questions is half of learning

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mamala-Morela Kembali Bergolak

25 Juni 2013   12:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:27 1232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak hari Minggu, 23 Juni 2013 hingga Senin, 24 Juni 2013 Negeri Mamala dan Morela Kec. Leihitu Kab. Maluku Tengah (Malteng) terlibat bentrok, serangkaian ledakan bom rakitan dan aksi saling serang antarwarga pun tak terelakan hingga mengakibatkan satu orang tewas dan belasan orang lainnya mengalami luka-luka, serta 10 rumah warga juga hangus terbakar.

Kronologis kejadian :

Pada hari Minggu tanggal 23 Juni 2013 sekitar pukul 18.00 Wit salah seorang warga Negeri Mamala merusak perahu ketinting (kole-kole) milik warga Negeri Morela tanpa alasan yang jelas. Mendengar hal itu, warga Morela lainnya tidak terima dan membalas dengan melakukan pelemparan bom rakitan yang dimulai sekitar pukul 23.00 Wit terhadap Negeri Mamala dan berlangsung hingga pukul 06.30 Wit tanggal 24 Juni 2013.

Aksi saling serang tidak terhindarkan, hingga mengakibatkan 10 rumah warga Negeri Morela hangus terbakar dalam insiden tersebut sementara korban jiwa dan luka-luka juga berjatuhan dari kedua belah pihak, mereka adalah :


  • Rusdi Sasole, 60 tahun (tewas terkena tembakan senjata rakitan)
  • Andi Amet (luka tembak)
  • Irpan Latukauw (luka tembak)
  • Jamal Sasole (luka tembak)
  • Ramli Sasole, 30 tahun (luka tembak pada bagian lengan kanan atas)
  • Arifin Pical (luka tembak)
  • Karim Pical (luka tembak)
  • Udin Amet (luka tembak)
  • Rasid Moni, 45 tahun (luka memar pada bagian dada kiri)
  • Rakib Wakang, 44 tahun (luka tembak pada bagian lengan kanan atas)
  • Fadli Kardi, 25 tahun (luka tembak bagian panggul kanan)
  • Arman Serang, 26 tahun (luka tembak bagian pinggang kiri)
  • Abdul Malawat, 21 tahun (luka terkena serpihan bom)
  • Muhammad Latukauw, 60 tahun (luka terkena serpihan bom)
  • Abdul Karim, 56 tahun (luka tembak pada bagian pinggul)
  • Irfan Latukauw, umur 20 tahun (luka terkena serpihan bom)
  • Said Latukauw, umur 40 tahun (luka tembak di leher sebelah kanan)

Kini, situasi dan kondisi keamanan di lokasi kejadian sudah berangsur kondusif setelah aparat gabungan Polri dan TNI tiba dan langsung melakukan blokade terhadap dua negeri bertetangga itu.

Kapolres Ambon dan Pulau-Pulau Lease ABKP I Dewa Putu Alit Bintang Juliana mengatakan : “Situasi saat ini sudah kondusif, saya sudah turun dan melakukan pertemuan dengan raja-raja di sana untuk menghentikan aksi saling serang antarwarga karena di agama mana pun tidak ada yang mengajarkan aksi penyerangan sesama umat beragama. Saya berharap masyarakat bisa menyadarinya untuk tidak melakukan upaya saling serang apalagi mendekati bulan puasa”.


Sementara itu, Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu juga menyatakan keprihatinannya atas bentrokan yang terjadi antara warga Negeri Mamala dan Negeri Morella. Padahal upaya pemerintah sudah maksimal dengan menggandeng Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), tokoh agama, tokoh masyarakat serta Latupati (pemangku adat) yang secara intensif mengajak warga kedua desa bertetangga tersebut untuk tidak mudah terprovokasi dan bertikai.

"Saya sungguh prihatin atas pertikaian yang terjadi kembali antarwarga dua desa bertetangga yang sebenarnya memiliki pertalian persaudaraan itu. Bangunan bisa dibangun kembali, tapi jiwa manusia maupun warga terluka itu memicu dendam yang seharusnya tidak perlu terjadi bila hidup mencerminkan warisan leluhur yakni orang ‘basudara’ (bersaudara)," katanya.

Karena itu, Gubernur telah meminta aparat Kepolisian maupun TNI-AD agar bertindak tegas dan terukur bila ada warga yang sengaja memprovokasi masyarakat maupun mencoba memicu terjadinya kembali pertikaian.

Ia juga mengimbau kepada warga masyarakat untuk menahan diri dan menyerahkan penanganannya kepada aparat keamanan.

"Jangan ada yang mau main hakim sendiri maupun memprovokasi masyarakat lain karena aparat keamanan yang ditugaskan di sana telah diinstruksikan bertindak tegas terukur," kata Gubernur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun