Pada hari Kamis kemarin tanggal 19 Januari 2012 puluhan anak muda dari dua komunitas Muslim dan Kristiani di Kota Ambon yang tergabung dalam gerakan perdamaian Coffee Badati memperingati tragedi konflik horisontal di Maluku yang terjadi pada 19 Januari 1999 hingga tahun 2004.
Dalam aksinya mereka membagi-bagikan ratusan tangkai bunga, stiker dan pesan-pesan relektif kepada masayarakat di beberapa ruas jalan di pusat kota Ambon serta melakukan prosesi mengheningkan cipta dan mendoakan korban konflik 13 tahun lalu. Doa bersama yang dilakukan secara Islam dan Kristen itu digelar di kawasan Gong Perdamaian Dunia dengan melibatkan sejumlah mahasiswa dan komunitas muda lainnya di Ambon. Selain itu mereka juga menggelar pembacaan puisi bertema perdamaian dan aksi teatrikal yang dibawakan oleh komunitas Bengkel Seni Embun.
Ketua Panitia Pelaksana Peringatan 19 Januari, Jhon Lakburlawar mengatakan bahwa kegiatan refleksi yang mereka gelar bukan untuk membangkitkan luka lama masyarakat, tapi semata-mata hanya untuk mengingatkan agar konflik yang pernah menghancurkan keberagaman itu dijadikan sebagai pelajaran dan jangan pernah terulang lagi di Maluku.
Konflik tersebut pernah merusak keharmonisan kehidupan beragama orang Maluku yang saling mengasihi. Sebelum 19 Januari 1999, kami hidup sangat harmonis dan saling percaya satu dengan lainnya. Keharmonisan masyarakat Maluku terlihat dengan adanya tradisi saling memberi makanan dan minuman kepada tetangganya yang merayakan hari raya baik itu Idul Fitri maupun Natal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H