Mohon tunggu...
M. Rasyid Nur
M. Rasyid Nur Mohon Tunggu... Lainnya - Pensiun guru PNS tidak pensiun sebagai guru

M. Rasyid Nur, pendidik (sudah pensiun dari PNS pada Mei 2017) yang bertekad "Ingin terus belajar dan belajar terus". Penyuka literasi dan berusaha menulis setiap hari sebagai bagian belajar sepanjang hari. Silakan juga diklik: http://mrasyidnur.blogspot.com/ atau http://tanaikarimun.com sebagai tambahan komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tekadmu Selalu 'Nekad', Pak Dahlan

6 Januari 2013   22:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:26 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

SERATUS yang suka tapi ada seribu yang tak suka. Kalau seribu yang menyanjung akan ada sejuta yang mengejek dan menantang. Itulah kehidupan. Dan Pak Dahlan adalah sosok yang sesungguhnya berada di antara sekian banyak pengagum dan penyanjung tapi ada sekian banyak juga membenci dan  tak menyukai.

Di antara sekian anggota DPR yang suka dan adem dengan gaya Pak Dahlan, misalnya terbukti ada lebih banyak juga yang muak dan jengkel. Walaupun sebagian besar rakyat menyokong langkahnya akan tetap jangan dinapikan tetap cukup banyak pula yang tidak sejalan dengan Pak Dahlan itu.

Ketika Pak Dahlan Iskan menyebut mobil Esemka belum layak diproduksi masal, komentar-komentar anti Dahlan pun bertebaran di koran, majalah atau televisi. Ketika Pak Dahlan menyebut beberapa anggota dewan melakukan tindakan tak terpuji kepada beberapa direktur BUMN dan tidak semua yang disebut Pak Dahlan terbukti, akhirnya Pak Dahlan menjadi bulan-bulanan pemberitaan yang antipati kepadanya. Ketika Pak Dahlan bertekad mengangsur menyelesaikan permasalahan PLN (ketika masih Dirut PLN) tempo hari, juga sangat ramai yang meributkan.

Berita tergres yang membuat musuh-musuh Pak Dahlan berkokok nyaring adalah berita kecelakaan mobil listrik Tuxuci bergaya ferrari itu. Dari informasi 'belum ada izin type' sampai kepada dugaan nomor kenderaan yang bodong menjadi tusukan empuk buat Menteri BUMN itu. Ratusan bahkan ribuan tulisan perihal Pak Dahlan muncul dalam hari-hari ini.

Satu hal yang diketahui masyarakat berkaitan dengan Dahlan Iskan adalah ide-idenya yang melahirkan tekad bulatnya yang terkadang cenderung 'nekad'. Tekad nan nekad inilah yang terbaca sepintas oleh orang awam. Padahal Pak Dahlan sesungguhnya sangat berhitung dalam mewujudkan tekadnya. Dari tekad menghidupkan koran Jawa Pos yang 'senin-kamis' menjadi jawara media; dari manusia biasa menjadi pengusaha dunia dengan puluhan bahkan ratusan perusahaan, itu tentu saja dilalui dengan perencanaan dan perhitungan matang.

Dengan ketajaman insting dan daya nalarnya yang melebihi rata-rata orang lain, Pak Dahlan membuktikan segala tekadnya yang rada nekad itu bukanlah perbuatan ceroboh belaka sebagaimana sebagian orang menuduhnya. Tapi kita tetap saja risau dengan itu semua. Kalaupun sampai saat ini Pak Dahlan selalu 'lolos dari maut' (dari sakratul maut maut Jawa Pos hingga incaran maut ganti hati) yang dilalui, namun tekad berbau nekadnya Pak Dahlan akan tetap mengkhawatirkan orang-orang yang bersimpati kepadanya.

Doa kita hanya, semoga segala ide-ide spaktakuler Pak Dahlan yang menyebabkan dia sedikit 'nekad' dalam tekad ide itu, dapat berjalan dengan baik. Semoga juga itu semua memang kehendak-Nya jua. Bahwa ada yang pro dan ada yang kontra, itulah hidup. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun