Mohon tunggu...
M. Rasyid Nur
M. Rasyid Nur Mohon Tunggu... Lainnya - Pensiun guru PNS tidak pensiun sebagai guru

M. Rasyid Nur, pendidik (sudah pensiun dari PNS pada Mei 2017) yang bertekad "Ingin terus belajar dan belajar terus". Penyuka literasi dan berusaha menulis setiap hari sebagai bagian belajar sepanjang hari. Silakan juga diklik: http://mrasyidnur.blogspot.com/ atau http://tanaikarimun.com sebagai tambahan komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Kian Tahu: Siapa Saja Bisa Menjadi Musuh

22 Januari 2015   05:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:38 1459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

DALAM politik memang berlaku tidak ada teman dan atau musuh yang abadi tapi hanya ada kepentingan abadi. Dengan redanya persoalan pelantikan BG yang digantung presiden, kini tampaklah siapa sebenarnya musuh-musuh Jokowi. Ternyata tidak hanya satu kelompok.

Ketika Jokowi terpilih, PDIP serta semua relawan Jokowi yang non partai dianggap adalah teman seiya-sekata Jokowi. Sebaliknya kelompok yang menamakan KMP dianggap orang di seberangnya. Sudah diketahui kemarin tuh bagaimana sengitnya pertarungan antara kubu KMP dan KIH. Masih teringat rebutan 'kursi' di parlemen yang berakhir dengan dedlock itu, kan?

Dalam pengusulan cakapolri, BG yang diusulkan Jokowi, meskipun ditetapkan menjadi tersangka pada mepetnya waktu akan uji kelayakan dan kepatutan oleh DPR waktu itu, ternyata seolah-olah tidak ada 'orang seberang' lagi dalam parlemen itu. KMP begitu tampak santun dan lembut dalam memutuskan usulan Jokwi itu. Meski banyak yang heran, tapi Jokowi tidak sadar waktu itu.

Sampai saat harus melantik, barulah kekisruhan itu kian mendekati puncak. Bagaikan menghadapi buah simalakama, masyarakat menganggap presiden sebentar lagi akan masuk perangkap KMP. PDI yang menggadang-gadang BG tetap ngotot meminta presiden melantik BG. Kelompok KMP juga mulai menyebar ancaman jika presiden tidak melantik maka akan ada impechment.

Ternyata presiden tidak melantik dan tidak pula menolak. Jokowi membuat semua orang terperangah. Tapi di sinilah sebenarnya terbongkarnya bahwa musuh-musuh Jokowi itu tidak hanya partai-partai di KMP. PDI sendiri yang ngotot minta agar BG dilantik, sebenarnya secara tidak langsung juga akan menjadi 'musuh' Jokowi karena tuntutan PDI itu  sudah berbeda dengan tuntutan rakyat. Artinya PDI tidak mementingkan suara rakyat lagi.

Maka Jokowi tidak lagi memperdulikan 'perintah' PDI sang pendukung itu. Jokowi lebih mementingkan rakyat dari pada partai. Artinya dia kian tahu kalau musuh-musuh itu siapa saja. Ternyata kini, permusuhan yang timbul justeru antara 'oknum Polri' dengan KPK yang tidak sopan menetapkan BG menjadi tersangka.

Riuh-rendah berita belakangan ini adalah keputusan pihak polisi untuk melawan KPK di pengadilan. Atas nama hak yang sama di mata hukum, polisi akan memprapradilankan KPK yang dianggap melawan hukum. Kini benar-benar aparat hukum melawan aparat hukum lainnya. Lalu di mana Jokowi berdiri?

Pada babak baru ini rakyat akan tahu, siapa sebenarnya musuh Jokowi, sang presiden yang terlanjur dicap prorakyat itu. Akankah Jokowi membela KPK yang dibela rakyat ketika berhadapan dengan Polri yang masih memakai standar lama dalam memberantas hukum itu?

Sejatinya Polri segera menyadari bahwa aparat penegak hukum ini sudah terlambat mereformasi dirinya. Jika saja sejak 1998 lalu Polri langsung berubah gaya dengan tampilan lebih sederhana, tentu saja beberapa oknumnya tidak perlu lagi memperkaya diri atau instansinya dengan cara menyalahgunakan wewenang. Andai saja sejak saat itu polisi gencar memerangi anggotanya yang nyata-nyata memiliki kekayaan 'aneh' secara internal, tentu saja orang-orang yang saat ini diduga korup itu tidak akan ada lagi.

Sekali lagi, kini musuh-musuh Jokowi itu kian terang: siapa saja masih ingin melawan hukum. Artinya, setiap orang (pejabat) yang sengaja menyalahgunakan jabatan dan wewenangnya untuk merampok uang rakyat, maka itulah sebenarnya musuh sejati Jokowi. Jokowi pasti tahu itu. Na'uzubillah, mari kita menghindari.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun