BEGITU banyak, begitu panjang dan begitu luas perdebatan dalam acara ILC yang dipandu Karni Ilyas malam ini. Semua argumen yang dikeluarkan, tidak sekadar menjelaskan dari sisi hukum tapi malah lebih banyak yang mengarah ke saling serang. Seolah mengambil kesempatan untuk saling menyalahkan. Dengarlah bagaimana salah seorang penasihat hukum BG berbicara. Sebagai pemirsa, tentu ada yang jengkel dan pasti pula ada yang senang menyaksikan acara ini.
Dari sekian panjang perdebatan itu, saya tertarik dengan pernyataan mantan penasihat KPK, Abdullah A Emahua yang menyebut bahwa kisruh KPK vs Polri beberapa pekan belakangan ini sesungguhnya adalah pertarungan antara koruptor dengan penegak hukum. Bukan pertentangan atau permusuhan antara Polri dengan KPK. Nah, lho ini sangat tajam, menusuk dan mengingatkan semua orang supaya berhati-hati dan waspada. Jangan lagi dibenturkan polisi dengan komisi anti rasuah itu, karena yang akan bersorak adalah para koruptor yang sudah mapan dan nyaman menggarong uang rakyat selama ini.
Saya kira semua orang --yang anti korupsi-- akan setuju dengan pernyataan Pak Abdullah. Sayangnya di media-media kita lebih banyak kita membaca atau melihat seolah-olah semua ini adalah perseteruan antara polisi dengan KPK tok. Dari berbagai sudut muncul ulasan yang menyebutkan bahwa kisruh ini benar-benar pertarungan antara Polri dengan KPK. Untuk itu, kedua pihak seolah saling serang dan saling mematahkan.
Sejatinya perdebatan kekisruhan antara KPK dengan Polri yang dipantik --awalnya-- oleh penetapan BG sebagai tersangka oleh KPK, lalu ditangkapnya BW yang diikuti penetapan dirinya sebagai tersangka oleh Bareskrim. Kisah selanjutnya sama-sama sudah kita ketahui, ketegangan antara KPK di satu sisi dengan polisi, DPR (terutama dari PDIP) dan lembaga lainnya benar-benar menghabiskan energi bangsa ini. Dari rakyat sampai presiden ikut terhanyut oleh kisruh institusi hukum ini.
Sudah waktunya semua orang waspada akan kelicikan koruptor yang akan terus memanfaatkan berbagai momen untuk membenturkan aparat hukum dengan apa saja. Teristimewa KPK, kelihatannya semakin banyak dan beraneka ragam saja kesalahan dan kelemahannya. Ujung-ujungnya menganggap KPK perlu 'benahi'.
Seharusnya semua orang --kalau memang anti korupsi-- tidak membesar-besarkan kelemahan dan kekurangan KPK atau polisi selama kekurangan dan kelemahan itu tidak dimaksudkan untuk menyuburkan korupsi. Saya sangat percaya pendapat mantan penesahat KPK itu bahwa para koruptor akan menggunakan aparat hukum juga untuk melegalkan perbuatan korupsinya. Jadi, harus berhati-hati dan waspada. Ini semua adalah kerja koruptor. Saya sependapat dengan Pak Tua itu. ***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI