Mohon tunggu...
Politik

Konflik Sunni-Syi'ah dalam Konteks Politik Internasional

14 Januari 2011   16:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:35 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Konflik dalam Islam seperti perbedaan antara Sunni dan Syi’ah hampir mirip dengan yang terjadi di kalangan Protestan dan Katolik di dunia Kristen. Pertentangan antara dua model keberagamaan tersebut dalam Kristen yang kemudian memengaruhi kehidupan politik di kawasan Eropa.Begitu pula halnya yang terjadi pada perseteruan antara Sunni dan Syi’ah, yang keduanya telah membentuk sejarah Islam dan kawasan Timur Tengah. Perseteruan Sunni dan Syi’ah bukan hanya tentang teologi, tetapi juga menyangkut masalah identitas kesukuan dan mengenai jati diri masing-masing kaum. Semuanya itu bermuara pada perebutan kekuasaan politik dalam dunia Islam, khususnya Timur Tengah. Bermula dari konflik politik, yang berimplikasikan pada teologi. Teologi disini biasanya hanya dijadikan alat untuk memuluskan jalan untuk mereguk panggung kekuasaan. Pengikut Sunni dan Syi’ah disini jumlahnya sangat banyak di dunia sehingga, konflik yang terjadi antara mereka akan mempengaruhi dinamika politik internasional.

Contohnya saat ini konflik berkepanjangan antara Sunni dan Syi’ah telah melahirkan diskusi-diskusi atau pertemuan berskala internasional yang bertujuan untuk mencari jalan tengah terhadap perbedaan pandangan dalam Sunni dan Syi’ah, ini berarti konflik antar kedua kelompok ini telah mempengaruhi dinamika politik internasional. Perbedaan antara Sunni dan Syi’ah menjadi hal yang seharusnya kita dalami juga dalam konteks bernegara berdasarkan suatu negara. Tidak ada kepentingan bagi kaum Sunni untuk menggulingkan Syi’ah dalam hal kepentingan berpolitik bagi keduanya tetapi, Syi’ah juga tidak ingin menggulingkan Sunni untuk melakukan manuver politik, diantara Sunni dan Syi’ah diinginkan suatu pernyataan yang tidak kompleks, oleh karena itu diharuskan bagi mahasiswa hubungan internasional mengkaji lebih dalam keadaan dan keberadaan Sunni dan Syi’ah bagi kepentingan politik internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun