ASEAN berperan penting dalam transformasi industri pertanian di Thailand, terutama melalui kerja sama regional dan inisiatif yang mendukung pertanian berkelanjutan. ASEAN mendukung pertukaran pengetahuan, teknologi, dan praktik terbaik di antara negara-negara anggotanya, memungkinkan Thailand untuk mengadopsi teknologi pertanian maju dan melakukan praktik optimal dari negara tetangganya. ASEAN juga memiliki berbagai inisiatif yang mendukung pertanian berkelanjutan melalui penggunaan teknologi tinggi dan pengelolaan sumber daya yang lebih efisien.Â
Thailand dapat memanfaatkan inisiatif-inisiatif ini untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing sektor pertaniannya. Melalui kerjasama ASEAN, Thailand dapat mengakses bantuan teknis, pelatihan, dan dukungan finansial yang membantu meningkatkan kesejahteraan petani. Dengan dukungan dari ASEAN, transformasi industri pertanian di Thailand dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.Â
Thailand memainkan peran penting dalam transformasi industri pertanian menjadi salah satu fokus utama dengan mengembangkan kota yang lebih cerdas dan berkelanjutan, Thailand tidak hanya berfokus pada pembangunan domestik tetapi juga memperkenalkan citra negara yang inovatif dan progresif kepada dunia internasional. Keberhasilan program smart city dapat memperkuat posisi Thailand di kancah diplomasi global.
- Thailand melakukan pendekatan agroekologi yang juga menjadi kunci keberhasilan pertaniannya, sebagaimana yang didefinisikan oleh Soil Association, agroekologi adalah penerapan prinsip ekologi untuk mengatasi perubahan iklim dengan mengurangi emisi, mendaur ulang sumber daya, dan memprioritaskan rantai pasokan lokal.
- Pendekatan yang berhasil di Thailand adalah penerapan sistem irigasi bergaya kanal (canal-style irrigation system) dan perataan tanah dengan laser. Teknik ini digunakan untuk mencegah air hujan menggenang di bagian bawah dan merusak tanaman dengan cara memindahkan tanah menggunakan traktor drag scraper yang dilengkapi dengan fitur laser. Pemerintah Thailand juga merekomendasikan pemisahan lahan pertanian dengan menggunakan formula 30:30:30:10, yaitu 30% sebagai reservoir untuk sumber pasokan air sepanjang tahun, 30% untuk sawah, 30% untuk sayuran dan tanaman lainnya, serta 10% untuk kawasan pemukiman dan peternakan.
- Thailand mengadopsi konsep pertanian 4.0, yaitu konsep yang melibatkan penerapan teknologi tinggi seperti drone dan teknologi multispektral. Keunggulan penggunaan drone dalam pertanian termasuk kemampuan untuk memantau tanaman secara lebih efisien, mengoptimalkan penggunaan pupuk dan pestisida, serta meningkatkan hasil panen.
Hampir 100% petani Thailand menggunakan mekanisasi dalam produksi pertanian, mulai dari penyebaran hingga panen. Perusahaan-perusahaan besar seperti Mitr Phol Group, yang merupakan grup papan atas di Asia dan berada di posisi ke-4 dunia dalam produksi gula, menggunakan pesawat pengawas tanpa pilot dan gambar satelit untuk mengontrol kualitas pohon tebu. Dalam peternakan ayam Betagro, suhu udara, tingkat kelembapan, dan cahaya dikontrol secara akurat dalam lingkungan tertutup, serta menggunakan sistem pemberian pakan otomatis.Â
Melalui penerapan teknologi-teknologi modern dalam produksi pertanian, pertanian 4.0 akan membantu mengurangi langkah-langkah yang tidak efisien dalam kecocokan tanam dan peternakan. Ini juga akan menyalin praktik-praktik yang sesuai, seperti menghemat sumber daya dalam produksi, menggunakan pupuk, obat anti hama, atau zat-zat kimia lain yang tidak merugikan lingkungan hidup dan kesehatan manusia, serta mengurangi tenaga kerja dan proses produksi. Ketika menilai perkembangan pertanian 4.0 di Thailand, keuntungan-keuntungan ini menjadi sangat jelas.
Doktor Nguyen Viet Khoa, Kepala Seksi Pendidikan dan Pelatihan dari Pusat Penyuluhan Nasional Vietnam, mengatakan: "Thailand merupakan negara yang sangat up-to-date dalam teknik-teknik pertanian. Pertanian 4.0 di Thailand fokus pada penerapan teknologi tinggi terhadap komoditas dan komoditas utama dengan nilai tambah, seperti beberapa jenis sayuran dan buah -- buahan. Mereka mendesentralisasikan kelompok-kelompok barang dalam produksi pertanian kelompok barang konsumsi domestik dan kelompok barang ekspor masing -masing memiliki strategi perkembangan sendiri agar masyarakat memahami nilai keselamatan bahan makanan. Dapat dikatakan bahwa strategi pertanian 4.0 di Thailand berkembang berdasarkan jenis komoditas, dengan prioritas pada komoditas ekspor."Â
Meskipun Thailand telah mencapai prestasi yang menggembirakan di bidang pertanian, seperti selalu menduduki posisi pertama di antara negara-negara eksportir beras di dunia, para petani Thailand masih menghadapi banyak kesulitan dalam mengadopsi pertanian 4.0. Pelayanan ini terutama disebabkan oleh biaya teknologi yang lumayan tinggi, metode penyediaan data, dan pengembangan aplikasi yang masih cukup mahal. Tetapi berkat program dan kebijakan pemerintah yang tepat. para petani mulai menguasai teknologi dan mengakses pasar dengan lebih baik. Dulu, mereka harus menjual produk melalui pedagang, tetapi sekarang mereka dapat menggunakan penjualan lewat media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Line untuk menjual produk mereka langsung ke pelanggan dan perusahaan.
Transformasi pertanian di Thailand melalui konsep Pertanian 4.0 merupakan upaya signifikan yang melibatkan penerapan teknologi tinggi untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan sektor pertanian. Dengan penggunaan teknologi seperti drone, Pertanian Agroekologi, dan analisis data big data, Thailand berhasil mengoptimalkan penggunaan sumber daya, meningkatkan kualitas hasil panen, dan mengurangi dampak lingkungan. Dukungan dari ASEAN juga berperan penting dengan memfasilitasi pertukaran pengetahuan, teknologi, dan praktik terbaik, serta memberikan bantuan teknis, pelatihan, dan dukungan finansial. Inisiatif ini tidak hanya membantu petani mengatasi tantangan seperti biaya produksi yang tinggi dan akses pasar yang terbatas, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan pemerintah yang mendukung dan kolaborasi berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan transformasi ini, menjadikan Thailand sebagai salah satu contoh negara yang berhasil mengimplementasikan Pertanian 4.0 secara efektif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI