Mohon tunggu...
Muchamad Ramdan Suwandana
Muchamad Ramdan Suwandana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar Mahasiswa

Penulisan Artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jenderal Gatot Soebroto, Tokoh Militer yang Memperjuangkan Kemerdekaan Negara Indonesia

21 Juni 2024   04:04 Diperbarui: 21 Juni 2024   04:10 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendahuluan

sebagian orang sudah tahu siapakah Jenderal Gatot Soebroto entah itu nama jalan di berbagai kota besar, nama institusi atau nama rumah sakit. Jenderal Gatot Soebroto di sini adalah seorang tokoh militer yang juga pahlawan nasional indonesia yang berasal dari purwokerto, kabupaten banyumas, jawa tengah. Beliau terkenal karena kontribusinya dalam memperjuangkan kemerdekaan negara indonesia yang berperan dalam membangun Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dan memperkuat TNI. Beliau juga dikenal karena memiliki sikap keberaniannya dan strategi perangnya yang cerdas oleh sebab itu beliau dipercayai untuk memegang posisi penting, termasuk panglima tentara dan teritorium IV dan Deputi Kepala Staf Angkatan Darat. Jenderal Gatot Soebroto berinisiatif untuk meningkatkan kondisi hidup termasuk pendirian koperasi militer dan ia juga memiliki sikap yang sangat peduli pada kesejahteraan prajurit dan keluarganya. Untuk menghormati jasanya beliau diakui sebagai pahlawan nasional indonesia atas kontribusinya yang besar dalam memperjuangkan kemerdekaan dan pembangunan TNI.

Biografi Jenderal Gatot Soebroto

Jenderal Gatot Soebroto lahir di purwokerto, kabupaten banyumas, jawa tengah pada tanggal 10 oktober 1907 dan wafat di jakarta pada tanggal 11 juni 1962 pada usia 54 tahun akibat serangan jantung. Ia merupakan putra sulung dari sayid yudowono yang berprofesi sebagai pegawai kantor yang kemudian menjadi pengusaha perkebunan dan memiliki 7 orang adik, ia juga memiliki seorang anak yang bernama bob hasan. Sejak kecil, Gatot Soebroto sudah menunjukkan bakat kepemimpinan dan sangat tertarik dengan bidang militer. Pada usia 18 tahun, ia memutuskan untuk bergabung dengan Tentara Hindia Belanda. 

Masa Kecil Dan Riwayat Pendidikan

Saat bersekolah, Gatot Soebroto sudah menunjukan sikap seorang kepemimpinan. Ia memiliki sifat yang pemberani, tegas, tanggung jawab dan pantang atas kesewenang-wenangan. Saat memasuki sekolah di Europeesche Lagere School (ELS), ia terlibat dalam perkelahian dengan seorang anak Belanda, lalu ia dikeluarkan dari sekolah tersebut. Kemudian, Ia masuk ke Holands Inlandse School (HIS) dan menyelesaikan pendidikan formalnya disana. Setelah lulus dari HIS, Ia tidak melanjutkan pendidikannya dan ia memilih bekerja sebagai pegawai. Namun karena tidak memuaskan jiwanya,setelah keluar dari pekerjaannya dan pada tahun 1923 Ia masuk ke sekolah militer di Magelang.

Perjalanan Karier Militer

Setelah menyelesaikan sekolah militer, Gatot Soebroto menjadi anggota KNIL (Tentara Hindia Belanda) hingga akhir kependudukan Belanda di Indonesia. Saat perang dunia II bergejolak, Belanda berhasil ditaklukan oleh Jepang. Pada masa penjajahan Jepang, Gatot mengikuti pendidikan Pembela Tanah Air atau Peta di Bogor. Setelah tamat dari Peta kemudian ia diangkat menjadi komandan kompi di Sempyuh, Banyumas dan tidak lama setelah itu ia diangkat menjadi komandan batalyon. Keikutsertaan Gatot Subroto dalam KNIL ataupun PETA, tidak membuatnya terindikasi menjadi kaki tangan pihak kolonial. Karena jiwa kebangsaan yang tinggi, dalam menjalankan tugas ia tetap membela rakyat kecil sehingga Ia sering mendapat teguran karena perlakuannya tersebut. Begitu besar rasa solidaritas yang dimiliki pada kaumnya, sebagian gaji yang diterima ia berikan pada keluarga orang yang mendapat hukuman dibawah pengawasannya. Pada masa pemerintahan Jepang, Ia menentang orang jepang yang melakukan tindakan kasar pada bawahannya. Gatot terkenal sebagai pemimpin yang perhatian perhatian pada bawahannya namun juga tegas terhadap bawahan yang tidak disiplin. Dari kemerdekaan hingga pengakuan kedaulatan yaitu antara tahun 1945 hingga 1950, Ia dipercaya menjabat beberapa jabatan penting diantaranya Panglima Divisi II, Panglima Corps Polisi Militer, dan Gubernur Militer Daerah Surakarta dan sekitarnya. Saat menjadi Gubernur Militer Daerah Surakarta dan sekitarnya, pada September 1948 terjadi pemberontakan PKI Madiun yang dipimpin oleh Muso dan hal tersebut dapat di atasi. Setelah pengakuan kedaulatan, Gatot makin dipercaya memegang tugas yang lebih tinggi, Ia diangkat menjadi Panglima Tentara & Teritorium (T & T) IV I Diponegoro. Pada tahun 1953, Ia sempat mengundurkan diri dari dinas militer karena suatu hal. Namun, 3 tahun kemiudian Ia diaktifkan kembali dan diangkat menjadi Wakasad (Wakil Kepala Staf Angkatan Darat). Di kalangan militer Ia dikenal sebagai pimpinan yang memiliki perhatikan besar pada pembinaan perwira muda. Menurut Gatot Soebroto, salah satu cara untuk membina perwira muda yaitu dengan menyatukan akademi militer setiap angkatan yaitu Angkatan Darat, Laut, dan Udara menjadi satu akademi. Gagasan tersebut kemudian terwujud dengan terbentuknya AKABRI atau Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.

Pengabdian di Pemerintahan

Selain menjabat sebagai Panglima Besar TNI dan Menteri Pertahanan dan Keamanan, Jenderal Gatot Subroto juga memiliki pengabdian di pemerintahan dalam berbagai kapasitas. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Perhubungan, Menteri Perindustrian, dan Menteri Pekerjaan Umum secara bergantian. Selama mengabdi di pemerintahan, Gatot Subroto berhasil membuat perubahan signifikan di bidang yang dipimpinnya. Misalnya saja, ketika menjabat sebagai Menteri Perindustrian, ia berupaya meningkatkan sektor industri nasional dan berhasil mengurangi ketergantungan pada barang impor. Ia juga memperjuangkan kemerdekaan, integritas, dan kedaulatan Indonesia di hadapan dunia internasional. Jenderal Gatot Subroto meninggal dunia pada 11 Agustus 1962 di Washington DC, Amerika Serikat. Namun, perjuangannya telah memberikan inspirasi bagi generasi penerus dalam memperjuangkan keadilan, kemerdekaan, dan persatuan Indonesia.

Perannya dalam Pembentukan dan Pengembangan TNI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun