Mohon tunggu...
Muhammad Rafi Arsandi
Muhammad Rafi Arsandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Manajemen FEB Unair

Akun untuk membuat tugas PDB Semester 2 Unair

Selanjutnya

Tutup

Financial

Prediksi Resesi 2023

23 Mei 2023   23:32 Diperbarui: 23 Mei 2023   23:36 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Pendahuluan
Seiring berjalannya waktu perkembangan dari suatu wilayah mengikuti perubahan zaman ke arah modern dan ke arah percepatan di dalam perubahan secara signifikan,, utamanya pada globalisasi, komunikasi, informasi, dan teknologi yang tidak dapat dipungkiri serta tidak dapat terlepas dari genggaman masyarakat. Yang mana hal ini berkaitan erat dengan ekonomi sebagai paham guna memenuhi kebutuhan masyarakat Kompleks atas penggunaan dari sumber daya yang memiliki tujuan dasar yang sama.

Memahami dengan begitu pada hakikatnya ekonomi sebagai aspek yang penting untuk memenuhi kebutuhan dasar dari individu di dalam masyarakat Kompleks baik secara material ataupun non material. Sehingga mampu menunjang dan menjamin secara keseluruhan dari kesejahteraan mampu tercapai dan mengalokasikan hak asasi manusia secara signifikan dalam ruang lingkup dari lokal hingga global.

Istilah ekonomi tentunya tidak dapat dilepaskan dari dinamika sosial dan politik sebuah wilayah atau negara. Kegiatan ekonomi secara mikro memang digunakan untuk mensejahterakan masyarakat, sedangkan secara makro kegiatan ekonomi dapat dipahami sebagai rangkaian proses yang saling menghubungkan antar pihak dalam sebuah jalinan ekonomi baik itu bersifat bisnis maupun usaha. Sehingga tidak heran apabila diskursus mengenai ekonomi cukup luas dan menyasar pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Salah satunya yakni topik yang cukup menarik adalah mengenai resesi ekonomi yang diprediksi akan terjadi secara global maupun nasional pada tahun 2023.

Istilah resesi dalam topik ekonomi memang bukan hal baru lagi. Istilah ini telah banyak digunakan oleh ahli ekonom akademisi maupun praktisi untuk melihat sebuah gejala dan fenomena ekonomi yang terjadi serta berdampak cukup besar terhadap aktivitas manusia. Resesi sendiri dapat dipahami sebagai sebuah kondisi dimana kegiatan ekonomi mengalami kontraksi atau mengalami kelemahan pertumbuhan akibat dari gejala tertentu. 

Dimana kondisi ini biasanya ditandai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang menurun atau PDB menurun dalam beberapa kali kuartal atau dalam kurun waktu periode yang terus berangsur-angsur, yang dipicu karena kegiatan ekonomi yang terus mengalami penurunan dalam beberapa waktu seperti beberapa bulan atau beberapa tahun.

Merujuk pada pemahaman secara makro atas resesi tersebut, maka suatu kondisi dimana kegiatan ekonomi mengalami penurunan dan berdampak pada PDB dapat menjadi salah satu indikator resesi pada suatu wilayah. Selain itu terdapat indikator lain yang mampu mendorong terjadinya resesi, seperti guncangan perekonomian akibat kondisi tidak pasti dan tidak diduga seperti bencana alam dan pandemi. 

Kedua yakni berkaitan dengan deflasi terhadap harga barang-barang, suku bunga yang terlalu tinggi, gelembung aset yang tersentralisasi hingga pada hilangnya kepercayaan konsumen atas pasar dan produk. Selain hal tersebut terdapat variabel lain yang mungkin dapat memicu resesi pada sebuah negara misalnya kondisi perang atau kondisi politik yang tidak kondusif.

Pembahasan
Memahami Makna Resesi dan Prediksi
Istilah resesi pada akhir tahun 2022 lalu sempat populer akibat beredarnya banyak kabar yang menyatakan bahwa di tahun 2023 ini akan terjadi kondisi resesi ekonomi secara global yang berdampak terhadap banyak negara. Namun sebelum membahas lebih jauh perlu diketahui makna sebenarnya dari resesi. Secara singkat resesi dapat dimaknai sebagai suatu kondisi dimana terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi berada dibawah standar pertumbuhan ekonomi yang umumnya terjadi secara global. Dimana batas minimal pertumbuhan ekonomi global untuk saat ini adalah 2,5%. Sedangkan definisi secara lebih lengkap resesi dapat dipahami sebagai suatu kondisi ketika terjadi penurunan penjualan ritel, produk domestik bruto bernilai negatif, meningkatnya pengangguran serta pertumbuhan bernilai negatif riil yang terjadi selama dua kuartal berturut-turut.

Sebagai suatu kondisi penurunan dan perlambatan pertumbuhan ekonomi, resesi dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti kondisi pemulihan pasca bencana atau pandemi, beralihnya peran manusia oleh teknologi, kondisi perang, kelangkaaan sumber daya alam dan energi serta perubahan struktur pasar global. Sehingga kondisi-kondisi tersebut dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, dimana dampak yang terjadi mengkontraksi kondisi pertumbuhan riil, yang berimbas pada nilai negatif. Ketika pertumbuhan bernilai negatif selama dua kuartal, maka dapat dikatakan bahwa kondisi tersebut berada dalam resesi. Dengan indikator utama yakni kenaikkan harga-harga barang, terutama untuk produk kebutuhan pokok.

Resesi dan terjadinya resesi ekonomi yang mengancam kegiatan ekonomi masyarakat, isu yang cukup banyak beredar dalam bulan-bulan terakhir tahun 2022 ini adalah ancaman resesi ekonomi yang mungkin akan menghantam sebagian besar negara di dunia pada tahun 2023 nanti. Untuk tahun 2022 terdapat negara-negara seperti AS, Korea Selatan, Perancis, Italia dan Singapura mengalami resesi perekonomian. Sedangkan Indonesia telah masuk pada kondisi resesi semenjak kuartal III tahun 2020 dengan kontraksi sebesar 2,07% sepanjang tahun dan tingkat pertumbuhan kuartal III tahun 2020 berada pada angka -3,49% dimana angka tersebut telah mengalami peningkatan daripada kuartal sebelumnya yang menyentuh angka -5,32%.

Strategi Pribadi
Dalam rangka menghadapi sebuah kondisi resesi, secara pribadi perlu dilakukan pengukuran derajat kebutuhan individu untuk memenuhi kebutuhan dasar. Hal yang terpenting adalah memprioritaskan apa yang paling dibutuhkan untuk digunakan terlebih pada kondisi resesi. Kegiatan dan usaha yang dijalankan harus didasarkan pada keuntungan bertahap tidak dalam skala besar karena resesi dapat mengkontraksi secara domino kegiatan perekonomian. Sehingga dibutuhkan perencanaan paling utama, kegiatan usaha paling sederhana namun dapat memberikan dampak yang terus berangsur meskipun tidak terlalu besar. Sehingga strategi inilah menjadi rujukan kesesuaian yang alternatif untuk menangani dan meminimalisir masalah di tengah resesi diiringi dengan usaha yang dapat dikembangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun