Studi Lapang Santri TKA, TPA, MDT Al-Hidayah Cirengganis, Pamulihan
Beramal tanpa berilmu jadinya tak berisi (bisa sesat bisa juga banyak salahnya), sedangkan berilmu tanpa beramal jadinya hanya sekedar basa-basi. Sehingga harus bisa keduanya, berilmu dan setelah itu beramal. Itulah yang seharusnya kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Berawal dari materi “pemborosan” di hari jum’at kemarin (24 Januari 2014), para santri menjadi tergugah untuk bisa mengumpulkan berbagai pakaian yang sudah tidak dipakai lagi. “Takut nanti bajunya ngomong di akherat”, ujar seorang santri ketika ditanya kenapa berinisiatif untuk memberikan baju yang sudah tidak dipakainya. Masya Allah, sungguh masih banyak anak-anak yang bersih dalam segi pikiran dan ruhaninya.
Akhirnya hari sabtu sore setelah pulang mengaji dan dilanjut hari minggu pagi anak-anak santri pulang dan langsung inisiatif mengumpulkan pakaian yang tak dipakai untuk disumbangkan ke korban bencana banjir di Kecamatan Pamanukan, Kabupaten Subang. Di samping itu, anak-anak mengetuk tetangganya untuk sama-sama mengumpulkan pakaian, uang, dan makanan. Alhamdulillah terkumpul 1 mobil Bak terbuka macam-macam pakaian dan makanan. Untuk uang pun didapat sebesar Rp 622.300. Walau tak banyak, tapi para Santri sangat senang karena mereka sudah belajar membantu orang lain.
Membantu tak perlu menunggu asal kita mengerti untuk apa dan kepada siapa kita membantu. Tak perlu menunggu inisiatif dari pemerintah setempat ataupun kelompok orang untuk membantu, dibutuhkan niat yang kuat dan dibarengi dengan kerja nyata tanpa berkata-kata. Sehingga, menjadi kewajiban kita untuk membantu kali pertama apabila tetangga kita terkena musibah. Para Santri TKA, TPA, MDT Al-Hidayah ini telah menjadi benih generasi pelurus sejarah bangsa karena mulai mengerti bahwasanya sebuah kebaikan yang telah diniatkan harus segera dilaksanakan, bukan untuk ditunda.
Alhamdulillah hari minggu (26 Januari 2014), para Santri TKA, TPA, MDT Al-Hidayah (sebanyak 38 orang yang ikut ditambah 4 orang Guru) telah melaksanakan bakti sosial untuk saudara-saudara kita yang berada di Dusun Dukun Desa Mulyasari Kecamatan Pamanukan, Subang. Para Santri dan Pimpinan TKA, TPA, dan MDT Al-hidayah langsung diterima oleh RT, RW setempat beserta para Relawan. Kondisi di dusun tersebut, telah ada korban meninggal yang telah terevakuasi sebanyak 6 orang, rumah yang rubuh sebanyak 3 rumah, dan ketinggian banjir sampai 3,5m sehingga membuat aktifitas di dusun tersebut lumpuh ketika banjir terjadi. Kondisi lumpuh aktifitas dari sepekan kemarin dan baru hari Minggu masyarakat beraktifitas untuk mengeringkan berbagai perabot rumah tangga ataupun dagangannya.
Teruntuk seluruh masyarakat, harapan itu selalu ada dan bisa jadi generasi-generasi yang akan merubah bangsa ini menjadi lebih baik terdapat pada keturunan kita. Jadi, penting untuk berinisiatif dalam menyegerakan sebuah kebaikan. Anak-anak bukan hanya ditekankan untuk menuntut ilmu saja, namun alangkah baiknya diajak bersama untuk mempraktekkan ilmu yang diperolehnya supaya lengkap pemahamannya..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H