Mohon tunggu...
Yuliyanto S. Pd
Yuliyanto S. Pd Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Membiasakan untuk menjadi bisa

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Lebih Senang Lebaran Berbeda

4 September 2011   06:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:15 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul itu adalah sebuah pernyataan dari adik seorang teman saya mengenai perbedaan penetapan lebaran, tanggal 1 Syawal 1432 H. Dia punya pendapat seperti itu karena sebuah alasan keluarga. Begini ceritanya…

Saat itu hari Senin, 29 Agustus 2011 sekitar pukul 18.00 WIB, sesaat setelah buka puasa dan shalat maghrib, saya mengikuti siaran di salah satu stasiun TV yang menayangkan laporan jalannya sidang itsbat penentuan waktu lebaran. Di tengah-tengah mengikuti siaran tersebut, teman saya mengirimkan sebuah sms “lebaran kapan?”. Dengan singkat saya balas “tunggu hasil sidang itsbat”. Sesaat menjelang berakhirnya siding itsbat, teman saya sms lagi “tarawih?”, lalu sya jawab “ya” terus berjalan menuju ke masjid untuk melaksanakan shalat tarawih.

Pada tanggal 1 September 2011, saat kita berkesempatan berlebaran bareng, setelah ngobrol cukup banyak, mulai dari saling memaafkan sampe perbincangan tentang perbedaan waktu lebaran, saya sempatkan bertanya tentang adiknya yang beberapa hari sebelumnya mudik dari Jakarta. Dia ceritakan tentang adiknya yang ternyata pada tanggal 29 Agustus 2011 telah meluncur meninggalkan rumah menuju rumah saudaranya di daerah Bantul.

Cerita tidak berhenti di situ. Teman saya melanjutkannya dengan cerita berikutnya menyambung perbincangan kita sebelumnya tentang lebaran yang berbeda. Dia ceritakan bahwa ternyata pada tanggal 29 Agustus adiknya meluncur ke daerah Bantul karena ingin mencari “Lebaran” pada tanggal 30 Agustus 2011. Ketika saya tanya mengapa demikian? Dia lanjutkan cerita, karena dengan demikian, dia bisa “sungkeman” dengan para “sesepuhnya” di dua tempat yang berbeda tetapi dalam waktu lebaran pertama semua. Dengan kata lain adik teman saya itu lebih senang waktu lebaran yang berbeda, dengan alasan dapat berlebaran di dua tempat yang berbeda dalam suasana lebaran pertama semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun