Mohon tunggu...
mr_jokes
mr_jokes Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

42 Tahun Sia-sia Karena Tidak Memberiku Kursi

26 Januari 2016   22:02 Diperbarui: 26 Januari 2016   22:07 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhirnya perjuangan setelah 32+10 tahun tidaklah sia-sia. Selama 42 tahun lu kemana saja sob, jangankan ngasih kursi, kau lirik daku pun tidak. Ternyata eksis di jaman ini ga sulit-sulit amat. Cukup koar-koar kesana kemari, biar kelihatan garang, siapa tahu ada yang terusik, lalu melirik. Pro rakyat? ya gak lah, hare gene ngurus rakyat? gue saja kaga keurus, nganggur, ngeksis cuma lima tahun sekali, apalagi kan ada maunya, kapan lagi? it's your opportunity gitu loch. Jilat kesana kemari, mumpung bisa dijilat, mumpung akhir tahun, lagi obral besar, cuci gudang, masa panen sob, baru terjadi setelah 32+10 tahun coy, memang ga salah, 100 tahun indonesia merdeka belum tentu bisa nemu rejim yang bisa rayahan kursi, it's time to party.

 

Hidup di rejim "u know who", (mohon maaf, saya sensor, takut masuk karung) ga perlulah otak intelek, cukup pakai otak telek, jaman edan, yang edan ngeksis, yang waras ngerong, tapi bukan masuk gorong-gorong, mungkin itu anda, kena php setelah 32+10 tahun menjadi intelek, eh, taunya kena telek juga sekarang. Kembali ke laptop, jaman edan, yang berkuasa orang edan, sesama orang edan berkumpul, ah, jadi inget omongan edan, yang memilih orang edan, biasanya orang edan juga, maklum, efek negatif demokrasi, pasti milihnya yang senasib sependeritaan, maklum terbiasa dijajah, kalo dulu dijajah badannya, kini dijajah nalarnya. Yah, ga heran lah, ada teroris malah selfie, lalu koar-koar pasang tagar di socmed "kita ini setelong, bo'!", mungkin karena efek air kobokan, eh, repolusi mental maksudnya.

 

balik ke jaman edan, sudah diramal jauh abad, bukannya intropeksi, ato mawas diri, malah cuma nonton. Tambah rusak, tambah ngerusak, wahai kaum edan, berlomba-lombalah kamu dalam kengedanan, agar kamu dapat jatahnya orang edan. kalo kamu susah edan, ikut saja repolusi edan, eh mental, biar bisa edan, biar jadi orang-orang (macam) kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun