Mohon tunggu...
Seniya
Seniya Mohon Tunggu... Ilmuwan - .

Tulisan dariku ini mencoba mengabadikan, mungkin akan dilupakan atau untuk dikenang....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Di Balik Senyuman Sang Buddha

1 Oktober 2011   02:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:27 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agama Sutra adalah kumpulan sutra-sutra Buddhis tertua dalam bahasa Sanskerta. Saat ini versi Sanskerta aslinya telah musnah, hanya ada versi terjemahannya dalam bahasa Cina dan Tibet yang dapat kita jumpai. Kumpulan sutra-sutra dalam Agama Sutra dianggap sutra tertua karena isinya menyerupai sutta-sutta Pali dalam Sutta Pitaka. Seperti Sutta Pitaka dari Tipitaka berbahasa Pali, Agama Sutra terdiri dari 5 kelompok:


  1. Saṃyukta Agama yang isinya mirip dengan Samyutta Nikaya dari Sutta Pitaka.
  2. Madhyama Agama yang menyerupai Majjhima Nikaya.
  3. Dirgha Agama yang mirip isinya dengan Digha Nikaya.
  4. Ekottara Agama yang hampir sama dengan Anguttara Nikaya.
  5. Ksudraka Agama yang menyerupai Khuddaka Nikaya.


Dengan demikian Agama Sutra merupakan Sutta Pitaka versi bahasa Sanskerta. Selain berisi ajaran atau kotbah Sang Buddha seperti dalam Sutta Pitaka, terdapat juga beberapa kisah kehidupan Sang Buddha yang tidak ada hubungannya dengan ajaran Beliau, tetapi menggambarkan keseharian atau kepribadian Sang Buddha sendiri, seperti dalam kisah berikut:

Saat itu malam hari yang gelap, hujan rintik-rintik, dengan kilat halilintar. Sang Buddha berkata kepada Ananda [siswa terdekat yang selalu mengiring dan melayani Sang Buddha]: "Kamu bisa keluar dengan sebuah payung di atas sebuah pelita."

Ananda menurutinya, dan berjalan di belakang Sang Buddha, dengan sebuah payung di atas pelita.

Ketika mereka sampai di suatu tempat, Sang Buddha tersenyum.

Ananda berkata: "Buddha tidak tersenyum tanpa suatu alasan. Apakah yang menyebabkan senyum Beliau hari ini?"

Buddha menjawab: "Itu benar! Itu benar! Buddha tidak tersenyum tanpa suatu alasan. Saat ini kamu mengikuti-Ku dengan sebuah payung di atas pelita. Aku melihat ke sekeliling, dan melihat semua orang melakukan hal yang sama." [S-1150]


Apakah ini menyiratkan selera humor Sang Buddha? Atau yang lain? Silakan nilai sendiri..... :)

Sumber: Introduction to Agama Sutra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun