Mohon tunggu...
Marshalleh Adaz
Marshalleh Adaz Mohon Tunggu... Freelancer - padanglamo : Merawat dan melestarikan memori kolektif dalam ingatan dan tindakan

"Arsip dan pustaka adalah dua sisi yang selalu seiring dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan menyelamatkan kehidupan bangsa"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi

2 Oktober 2013   14:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:06 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

TANAH SURGA BERBALAS NYAWA
Oleh : MR. ADAZ

Duduk bersandarkan harapan seluas sawah yang terbentang
diantara lingkar bukit senandung alam meningkahi cangkul dan ladiang
dari Aua , Surau, Koto Samiak, Suayan, dan Sungai Balantiak
cinta bermain, cita yang terselip dalam harapan

Dari hilir ke mudik
Simpang di Pakan Sinayan menyeruak menyentakan angan
Sedangkan peluh siang tadi belum lagi hilang
marsose datang ... marsose datang

Derap serakah datang dalam keheningan
Westenenk si kafir melagukan senandung kematian
misainya panjang membelit kelewang
menginjak sawah, parak, banda menembus batas malam

Semua takut semakin jauh dari tangan dan kaki
Langkah dengan pasti hujam semakin mendalam
Sipak silat tidak lagi latihan perintang penat
Tapi satu langkah satu nyawa ulando meregang
Satu pekik lagi si ulando tak sempat berpikir mengingat kampungnya

Kamang berdarah menganak sungai
Tanah surga berbalas nyawa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun