Dalam perjalanan hidup, setiap momen dan pengalaman mengajarkan kita berbagai nilai kehidupan. Seperti yang dialami oleh Raighassani Omar Patrawijaya dan Fadilla Al Hafidz, dua siswa yang melalui berbagai kegiatan sekolah di MTsN 1 Bandar Lampung dengan penuh semangat dan antusiasme. Mereka tidak hanya berkompetisi, tapi juga belajar tentang arti kerjasama, kepemimpinan, serta pentingnya menjaga tradisi dan nilai-nilai agama. Melalui dialog ini, kita akan melihat bagaimana mereka mengambil hikmah dari setiap kegiatan yang mereka ikuti.
Raighassani Omar Patrawijaya: "Fadil, inget nggak pas kita ikutan lomba Agustusan di sekolah kemarin? Waktu itu tanggal 15-16 Agustus. Seru banget rasanya!"
Fadilla Al Hafidz: "Oh iya! Bener banget, itu salah satu momen yang nggak akan terlupakan. Lomba pertama balap karung, kan? Meski kelihatannya sederhana, tapi banyak pelajaran di baliknya, ya?"
Raighassani: "Iya, setuju! Balap karung itu bukan cuma soal kecepatan, tapi gimana kita menjaga keseimbangan dan terus melaju meski terhambat. Itu kayak hidup juga, meski ada rintangan, kita tetap harus maju."
Fadilla: "Betul banget, Raigha. Terus lomba cantol besek juga seru. Di situ kita ditantang buat sabar dan fokus. Kadang, dalam hidup, kita juga perlu sabar untuk mencapai tujuan."
Raighassani: "Tapi yang paling menantang buat gue adalah estafet sarung. Itu lomba beregu yang bener-bener ngajarin kita soal kerja sama tim. Kita nggak bisa jalan sendiri, semua orang punya peran penting."
Fadilla: "Bener! Dan itu juga berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Kalau kita bisa kerja sama dengan baik, apapun yang kita hadapi akan lebih mudah."
Raighassani: "Hari berikutnya, kita juga ikut lomba bikin kue tumpeng tradisional, kan? Gue belajar bahwa menjaga tradisi itu penting, tapi tetap harus kreatif. Kombinasi antara tradisi dan inovasi adalah kunci."
Fadilla: "Bener, dan di hari Senin, penyerahan hadiahnya bikin semua usaha kita terasa berharga. Tapi lebih dari itu, rasa kebersamaan dan semangat yang kita bangun selama lomba itu yang paling berkesan."
Raighassani: "Terus, inget nggak pas peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tanggal 7 September? Wali kelas kita nyuruh bawa makanan untuk berbagi sama teman-teman. Itu ngajarin kita pentingnya berbagi dan saling peduli."
Fadilla: "Iya! Apalagi pas kita denger ceramah Ustadz Muhaimin. Gue inget banget pesan beliau soal bagaimana Nabi Muhammad itu sosok yang penuh kasih sayang. Dari situ gue sadar, kita juga harus mencontoh sikap beliau."