Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... Freelancer - guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bayang-bayang Perubahan

15 Agustus 2024   19:06 Diperbarui: 15 Agustus 2024   19:08 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari itu, udara di luar terasa panas, meski di dalam ruangan tempat Yani duduk, pendingin udara membuat suasana lebih nyaman. Yani, seorang Kamad yang penuh wibawa, menatap layar ponselnya dengan alis sedikit berkerut. Di grup chat yang berisi teman-teman lamanya, percakapan terus mengalir, kata demi kata yang muncul di layar ponselnya membawa kenangan dan sedikit rasa cemas.

Yani mulai mengetik pesan, mengingat permintaan seorang rekan yang kini sudah jarang berkomunikasi. Dalam benaknya, ia menelusuri kembali masa lalu yang penuh kesederhanaan. Namun, di tengah-tengah percakapan itu, muncul pesan dari Husen, salah satu teman lama yang sudah jarang ia temui. Nada pesan Husen terasa berbeda, sarat dengan kekecewaan yang menyelinap di antara kata-katanya.

Menghela napas, Yani mencoba membalas dengan tenang. Ada perasaan campur aduk antara nostalgia dan realitas bahwa banyak hal telah berubah. Husen merespons dengan ungkapan heran atas perubahan yang terjadi, sementara Yani mengingatkan tentang bagaimana waktu dan jabatan bisa mengubah seseorang yang dulu begitu dekat.

Percakapan mereka berlanjut dengan Husen yang mengungkapkan rasa rindu pada kedekatan yang dulu mereka miliki. Yani hanya bisa menatap layar ponselnya, merasakan dinginnya perubahan yang menyelimuti hubungan mereka. Yani menyampaikan pandangannya dengan nada sinis, menyadari bahwa kehidupan baru telah membawa teman mereka ke tempat yang jauh berbeda.

Dengan metafora yang jelas, Yani menggambarkan bagaimana seseorang bisa berubah demi mencapai ambisi yang lebih tinggi. Husen menanggapi dengan keheranan, menyadari bahwa sejak teman mereka memegang jabatan, hubungan mereka terasa semakin jauh.

Yani mencoba untuk meredakan ketegangan dalam percakapan mereka, meski ada kenyataan bahwa waktu dan situasi telah mengubah hubungan tersebut. Kenangan tentang persahabatan lama terbersit di benak Yani, sebuah persahabatan yang dulu tak tergoyahkan, tetapi kini terasa pudar oleh jarak dan waktu.

Percakapan itu berakhir dengan Yani yang mencoba menenangkan suasana, mengingatkan bahwa meskipun jalan hidup mereka mungkin berbeda, pada akhirnya semua akan sampai di tempat yang sama. Yani menyadari bahwa semuanya telah berubah, dan mereka hanya bisa menerima, meski dengan hati yang kadang terasa berat. Di akhir percakapan, Husen mengungkapkan rasa tak percaya atas semua yang terjadi, seolah perasaan mereka berdua bahwa perubahan bisa membuat jarak antara yang dulu dekat menjadi begitu jauh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun