Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... Freelancer - guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pengalaman Menjadi Guru

5 Agustus 2024   07:08 Diperbarui: 5 Agustus 2024   07:19 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laskmi Holifah, seorang fasilitator propinsi yang penuh semangat, telah memutuskan untuk menggali lebih dalam tentang asal madrasah dan pengalaman para peserta Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia yang diadakan di MTs Maarif NU 5 Sekampung. Di awal perkenalan ia telah mempersiapkan link google form yang siap dishare melalui grup WA, pertanyaan yang dia berikan meliputi asal madrasah, jarak dari madrasah menuju tempat pertemuan, moda transportasi yang digunakan, waktu tempuh dan pengalaman berkesan selama menjadi guru. Berikut penuturan mereka, Laskmi Holifah senang mendengar kisah-kisah para guru yang datang dari berbagai penjuru daerah.

Yuliana dari MTs. Darunnajah Sambikarto datang dengan menggunakan motor menempuh jarak 11 km. "Saya pernah dikirimi surat cinta oleh murid," katanya sambil tersenyum malu. "Mungkin mereka merasa lebih nyaman untuk mengekspresikan perasaan mereka melalui tulisan."
Suli Khayati dari MTs Ma Arif 27 Baitul Ulum Brawijaya harus menempuh jarak 30 km dengan motor. "Tiap tahun, pola pemahaman anak-anak selalu berbeda," katanya. "Tantangannya adalah bagaimana kita sebagai guru bisa mengikuti dan mengakomodasi perbedaan tersebut."

Iwan Prayudi dari MTs SA Al-Fatah Sekampung, menempuh jarak 15 km dengan sepeda motor. "Saya menemui berbagai macam karakter siswa," ujarnya. "Setiap hari adalah pengalaman baru, dan saya belajar banyak dari mereka."

Nunung Kristiana dari MTs. Miftahul Ulum Gunung Mas harus berkendara sejauh 45 km dengan sepeda motor. "Alhamdulillah, anak-anak dekat dengan saya," katanya dengan senyum lebar. "Kedekatan ini mempermudah saya dalam mengajar dan membimbing mereka."

Nanda Sekar Fadilla dari MTs Nurul Falah Ngestikarya menempuh jarak 58 km dengan motor. "Saya mendapatkan banyak wawasan dan ilmu baru di MGMP ini," katanya penuh semangat. "Setiap pertemuan adalah kesempatan untuk belajar lebih banyak."

Sutra Dila Mei Linda dari MTs Nurul Falah juga menempuh jarak 58 km namun dengan mobil. "Pengalaman yang saya dapatkan di sini sangat banyak," ujarnya singkat namun penuh makna.

Nur Fiyanti dari MTs Miftahul Huda Lehan harus menempuh jarak 15 km dengan motor. "Kadang saya mendapati anak-anak yang menginginkan perhatian lebih," katanya. "Saya berusaha memberikan yang terbaik untuk mereka."

Sumilah dari MTsS Al-Khairiyah menempuh jarak 50 km dengan motor. "Menjadi guru itu sangat menyenangkan," katanya. "Ada kepuasan tersendiri ketika melihat anak-anak berhasil."

Nawawi dari MTsS Riyadlatul Ulum menempuh jarak 15 km dengan motor. "Setelah mengajar, saya selalu belajar mengevaluasi diri," ujarnya. "Itu membuat saya menjadi guru yang lebih baik setiap harinya."

Suraji dari MTs Al Hikmah menempuh jarak 10 km dengan sepeda motor. "Meskipun sudah alumni, saya merasa dekat dan dihormati oleh para siswa," katanya dengan bangga. "Itu adalah salah satu kebahagiaan terbesar sebagai guru."

Laskmi Holifah menempuh lebih dari 60 kilometer untuk sampai di MTs NU Maarif 5 Sekampung, ia menyimak setiap cerita dengan penuh perhatian. Setiap pengalaman dan perjalanan para guru ini menambah wawasan dan pengetahuannya tentang betapa beragamnya tantangan dan kebahagiaan yang dihadapi oleh para pendidik di berbagai madrasah. Dengan penuh semangat, Laskmi mencatat semua cerita ini, berharap bisa membawa inspirasi dan perubahan positif di dunia pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun