Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... Freelancer - guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Diary

Berharap yang Terbaik

31 Juli 2024   16:36 Diperbarui: 31 Juli 2024   16:41 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Panas matahari sore menyelinap masuk melalui celah tirai, mengiringi percakapan yang terjadi di grup WhatsApp. Suara bising dari kipas angin yang berputar perlahan di pojok ruangan terdengar jelas, menambah suasana mendung yang sedikit menenangkan. Admin Psikotest berusaha menenangkan kekacauan yang terjadi akibat kesulitan teknis yang dihadapi beberapa peserta. Suara notifikasi ponsel berbunyi hampir tanpa henti, mencerminkan ketegangan dan kekhawatiran yang dirasakan oleh semua orang di grup itu.

Yani, dengan wajah yang sedikit cemas, berusaha masuk kembali ke sistem setelah mencoba refresh. Keringat dingin mulai membasahi keningnya, meski kipas angin berusaha memberikan sedikit kesejukan. Admin Psikotest menanggapi dengan tenang, meminta Yani untuk memasukkan kembali kode aktivasi. Dalam percakapan yang serba cepat itu, setiap pesan terasa seperti tarikan napas cepat sebelum melanjutkan maraton.

Di sudut lain, Husen bertanya tentang jumlah jenis tes yang ada, dan jawaban admin memberikan sedikit pencerahan bahwa ada tiga jenis tes yang harus dilalui. Di ruangannya, suara kipas angin yang berputar menambah kesan tenang di tengah kegelisahan. Husen merasakan kelelahan yang mulai menumpuk, tetapi tetap mencoba menjaga semangatnya. Terasa jelas bagaimana perjuangan dan ketegangan ini menciptakan ikatan tak terlihat di antara mereka, meski hanya melalui layar ponsel.

Pernapasan beberapa peserta terdengar sedikit lebih berat, menandakan rasa stres dan cemas yang mereka alami. Suara kertas yang berkerut dan ketukan jemari di layar ponsel menambah intensitas suasana. Yani mengeluhkan betapa banyaknya soal yang harus dijawab dalam waktu yang terbatas, sementara Husen merasa kehabisan waktu beberapa kali.

Ketika peserta akhirnya menyelesaikan tes mereka, beberapa merasa lega, seperti Yani dan Husen, yang mengabarkan telah selesai dengan suara yang terdengar lega. Namun, masih ada pertanyaan tentang jawaban yang tersimpan dan kekhawatiran tentang hasil akhirnya. Husen, yang duduk di ruang tamu dengan meja penuh kertas, mengungkapkan kebingungannya tentang cara menjawab soal terakhir yang membutuhkan pemahaman lebih mendalam tentang penggunaan keyboard dan mouse.

Suasana menjadi sedikit lebih santai saat percakapan beralih ke pertanyaan teknis tentang proses penilaian dan pengumuman hasil. Winarno menjelaskan cara yang benar untuk mengisi soal matematika dengan keyboard angka, yang membantu beberapa peserta lain yang kebingungan. Di akhir percakapan, Husen mengajak semua untuk menutup dengan doa, berharap yang terbaik untuk semua peserta.

Percakapan di grup itu, meski penuh ketegangan dan tantangan, menunjukkan semangat kebersamaan dan dukungan satu sama lain. Suara klik mouse, ketukan keyboard, dan notifikasi ponsel terus menggema, seakan menjadi melodi perjuangan mereka. Di balik layar yang dipenuhi pesan-pesan, terdapat harapan dan doa yang mengalir tanpa henti, mengiringi setiap langkah dalam proses yang penuh tantangan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun