Yani sedang duduk di ruang kerjanya yang nyaman, dengan jendela terbuka lebar yang membiarkan cahaya matahari pagi masuk. Udara segar yang mengalir membaur dengan aroma kopi yang baru diseduh. Suara burung berkicau di luar menambah suasana pagi yang tenang. Sambil menyesap kopi, Yani memeriksa pesan-pesan terbaru di ponselnya.
Pesan pertama datang dari Husen, yang mengirim gambar dari suatu tempat. Yani membayangkan betapa sibuknya Husen dalam aktivitas sehari-harinya. Beberapa saat kemudian, Yani menerima pesan lain dari Husen, meminta Yani untuk memesan sesuatu lagi. Aroma masakan dari dapur yang menguar menyegarkan ingatannya akan makan siang nanti.
Kemudian, Yani membaca pesan yang menginformasikan jadwal pertemuan kader Relawan SAPA pada hari Jumat pukul 10 pagi. Dia membayangkan suasana pertemuan di kantor kecamatan, di mana para kader akan berdiskusi dan saling bertukar ide. Yani mengingat betapa bisingnya tempat itu saat pelantikan KPPS, dengan suara orang-orang berbisik dan berdebat.
Yani kemudian membaca pesan yang mengingatkan untuk menghadiri pertemuan di kecamatan pada pukul 10 pagi. Suasana pagi itu terasa dingin dan segar ketika dia mempersiapkan diri untuk pergi. Dia membayangkan suasana di luar rumah yang sibuk, dengan kendaraan berlalu lalang dan aroma tanah basah setelah hujan semalam.
Husen bertanya apakah Yani akan pergi dengan sepeda atau menggunakan taksi. Yani membayangkan dirinya bersepeda melewati jalan-jalan yang dipenuhi aroma bunga dan suara deru angin di telinga. Husen memberitahukan bahwa bapak akan mengantar, dan Yani merasa lega mendengar itu. Dia membayangkan perjalanan dengan mobil, dengan suara radio yang mengalun lembut dan aroma kulit mobil yang khas.
Saat tiba di kantor kecamatan, Yani disambut dengan suasana yang ramai dan penuh aktivitas. Aroma kopi dan kue-kue ringan menyebar di udara. Dia melihat Husen yang sudah menunggu di sana, berbaur dengan para kader lainnya yang berpakaian bebas namun rapi. Yani menyadari betapa pentingnya pertemuan ini bagi semua orang yang terlibat.
Pada hari berikutnya, Yani memeriksa pesan dari Husen yang meminta nomor telepon bude. Dia merasa sedikit cemas, membayangkan betapa pentingnya informasi itu dan bagaimana Husen mungkin merasa tertekan. Suasana di ruang kerjanya menjadi lebih intens, dengan aroma buku dan kertas yang menyelimuti ruangan.
Yani melanjutkan membaca pesan yang meminta revisi pada materi pelajaran bahasa Inggris. Saat dia melihat dokumen yang terlampir, dia merasakan kepuasan dari proses mengedit dan menambahkan teks. Suasana sekitar terasa tenang, dengan hanya suara jari-jarinya yang mengetik di keyboard dan aroma kertas yang bersih.
Akhirnya, Yani menutup pesan dengan pengumuman hasil PMB Profesi Apoteker. Dia merasa lega dan puas melihat hasil yang akhirnya dikirim. Suasana di sekitar Yani terasa penuh dengan rasa pencapaian dan harapan, dengan aroma pagi yang segar dan suara-suara lembut dari luar yang menambah suasana tenang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H