Pada suatu sore yang tenang, Bu Tri sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya. Jalanan sudah mulai sepi, dan cahaya senja perlahan berubah menjadi gelap. Ia merasa lega akhirnya bisa merasakan udara sore setelah seharian bekerja.
Ponselnya bergetar, pertanda ada pesan masuk. Ia mengambil ponselnya dan membaca pesan dari "Gadisku".
"Bu triii," tulis Gadisku.
Bu Tri tersenyum. "Haiii," jawabnya.
Percakapan pun berlanjut dengan ramah. Gadisku bercerita bahwa ia baru saja mendaftarkan sidang untuk Minggu ini dan berencana pulang pada Jumat malam. Bu Tri memberi semangat dengan emoji jempol dan otot yang kuat. Mereka membahas tentang koper dan barang-barang yang akan dibawa pulang, serta cara terbaik untuk mengirimkan barang-barang tersebut.
Gadisku bertanya tentang pengiriman printer dan sepeda. "Printer nanti abis wisuda katanya. Boleh tah," tulis Gadisku. Bu Tri segera menenangkan, "Y gpp, boleh kata bapak."
Mereka kemudian berdiskusi tentang layanan pengiriman yang murah. Bu Tri merekomendasikan Lion Parcel dan Jagopack untuk barang-barang kecil, serta Rosalia untuk sepeda. Gadisku setuju untuk mencoba layanan tersebut, tetapi ingin memperbaiki sepedanya terlebih dahulu.
Bu Tri menyarankan agar sepeda diperbaiki di rumah untuk menghindari kerusakan di jalan. Namun, Gadisku ingin mengganti ban, mengecat, mengganti jok, dan keranjang sepedanya sebelum dikirim.
Bu Tri mengingatkan, "Yg penting bawa pulang. Apa adanya kata bapak." Gadisku pun menyetujui, meski dengan sedikit keengganan.
Percakapan mereka berlanjut dengan hangat hingga malam tiba. Setelah mandi, mereka berencana untuk video call. Bu Tri bercanda, "Iiih," ketika Gadisku mengatakan baru akan mandi. Keesokan harinya, percakapan mereka dilanjutkan dengan Bu Tri mengajak Gadisku untuk video call lagi, kali ini sambil tertawa bersama.
Hari-hari mereka dipenuhi dengan obrolan ringan, dukungan, dan kehangatan yang membuat hubungan mereka semakin dekat. Meskipun jarak memisahkan, hati mereka selalu dekat satu sama lain.