Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... Freelancer - guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Nyanyian Pagi, Krucuk-Krucuk...

24 Juli 2024   19:26 Diperbarui: 24 Juli 2024   19:36 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Di sebuah desa kecil yang terletak di pinggir hutan, hiduplah seorang lelaki bernama Husen. Setiap pagi, Husen bangun dengan semangat baru meskipun hidupnya dipenuhi tantangan. Husen adalah seorang pemuda yang tangguh dan penuh syukur, selalu mencari kebahagiaan dalam hal-hal kecil di sekitarnya.

Suatu pagi, ketika matahari baru saja terbit dan cahayanya menembus kabut tipis, Husen keluar dari rumah kayunya yang sederhana. Ia menghela napas dalam-dalam, merasakan udara segar memenuhi paru-parunya. Tawa riang terdengar dari mulutnya, seakan-akan ia bercanda dengan petang yang sudah berlalu.

Di tengah kehidupannya yang sulit, Husen selalu berusaha untuk tetap tersenyum. Ia tahu bahwa nasib tidak selalu ramah, tetapi ia memilih untuk menerima dan bersyukur. Setiap harinya, ia berjuang untuk mencari rezeki dari satu tempat ke tempat lain, disaksikan oleh ribuan harapan dan keinginan.

Meski demikian, Husen memiliki kemampuan untuk memisahkan duka dari kegelisahan dunia. Di dadanya masih ada rasa syukur yang tulus. Di saat banyak orang lain menyerah pada keadaan, Husen tetap tegar dan berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi dirinya dan orang-orang di sekitarnya.

Sementara itu, di rumahnya, seorang perempuan bernama Yani, yang merupakan istri dari Husen, juga tak kalah gigihnya. Setiap pagi, Yani bergegas menyalakan tungku dan memasak nasi sisa kemarin yang sudah sedikit basi. Perut Husen yang keroncongan terdengar merdu baginya. 

"Krucuk-krucuk," suara perut Husen bersahutan dengan nyanyian pagi. Bagi Yani, suara itu adalah suara kehidupan, suara yang terpuji. 

Meski hidup dalam kesederhanaan, Husen dan Yani selalu menemukan cara untuk mensyukuri apa yang mereka miliki. Bagi mereka, kebahagiaan bukanlah tentang memiliki segalanya, melainkan tentang menerima dan mensyukuri apa yang ada. Dalam segala pasrah mereka, tersimpan kekuatan dan keteguhan hati yang luar biasa.

Husen terus menjalani hari-harinya dengan semangat, berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi istrinya. Ia percaya bahwa selama ada cinta dan kebersamaan, mereka akan selalu mampu menghadapi segala tantangan yang datang. Yani, dengan kebijaksanaan dan kasih sayangnya, selalu menjadi sumber inspirasi dan kekuatan bagi Husen. Bersama-sama, mereka adalah contoh nyata bahwa dalam hidup yang penuh tantangan, syukur dan cinta selalu menjadi penuntun yang tak ternilai harganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun