Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... Freelancer - guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Simulasi CBT AKMI

23 Juli 2024   14:43 Diperbarui: 23 Juli 2024   14:45 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bandung. Sumber ilustrasi: via KOMPAS.com/Rio Kuswandi

Pagi itu udara sejuk menyambut warga yang baru saja memulai aktivitas mereka. Aroma tanah basah dan dedaunan yang baru disiram embun pagi terasa menenangkan. Abdul Kholik baru saja duduk di depan komputernya, merasakan tekstur dingin dari meja kayu di bawah tangannya. Dia meneguk kopi hangat yang baru saja diseduh istrinya, aromanya menguar memenuhi ruangan kecil itu.

Pesan pertama dari Abdul Kholik di grup WhatsApp pun muncul. "Aamiin. Mksh," tulisnya, merespons ucapan salam seseorang. Beberapa saat kemudian, suara notifikasi bertubi-tubi mulai memenuhi ruangan, menandakan aktivitas di grup yang semakin ramai.

Pesan dari nomor tak dikenal muncul, bertanya, "sudah ada yag dapat login simulasi?" Abdul tersenyum kecil, mengingat betapa sulitnya masuk ke sistem simulasi hari ini. Pagi yang seharusnya berjalan lancar, malah diwarnai dengan kendala teknis. Suara ketikan di keyboard terdengar cepat dan mantap, menunjukkan kekesalan yang mulai menguar.

Abdul merespons lagi, "Siap reunian nih kayanya," mencoba mencairkan suasana dengan sedikit candaan. Dia bisa membayangkan senyum teman-temannya di ujung sana. Tak lama kemudian, balasan dari salah satu anggota grup muncul, "belum bisa login senior....."

Pesan berlanjut dari Hj. Nely Harahap  yang menanyakan jadwal simulasi. Pertanyaan itu membuat Abdul menghela napas, ingat betapa pentingnya acara ini. "Jam 8, tp blm bis tuh," jawab salah satu anggota grup dengan nada frustasi yang bisa dirasakan dari setiap kata yang diketik.

Selang beberapa menit, Abdul melihat pesan dari peserta lainnya yang mengalihkan pembicaraan, menanyakan rencana ke Cimahi atau Bandung. Pesan-pesan tersebut memberikan sedikit hiburan di tengah suasana yang mulai tegang. Abdul mengetikkan tanggapannya dengan santai, berharap masalah login segera teratasi.

Layar ponselnya terus menyala dengan pesan-pesan yang masuk, sesekali tangannya mengusap wajah, merasakan kekesalan yang bercampur dengan keinginan untuk segera menyelesaikan masalah ini. Ia mengingat kata-kata dari Abdul Kholik di Cirebon yang juga belum bisa masuk. Sesekali Abdul mengangkat cangkir kopi, menikmati aroma dan rasa yang sedikit mengurangi rasa tegang di dadanya.

Waktu terus berjalan, dan Abdul merasa seolah hari ini hanya dipenuhi dengan percakapan yang sama. "Sudah bisa dibukakah link ini, Bapak Ibu?" tanyanya, berharap ada yang berhasil menemukan solusi. Rasa frustrasi semakin memuncak saat pesan dari Mukoyarohy muncul, menanyakan hal yang sama.

Setelah beberapa saat, pesan dari anggota lainnya mengingatkan mereka untuk menggunakan Mozilla Firefox. Abdul pun segera mencoba saran itu, merasakan harapan yang kembali tumbuh. Detik-detik berlalu dengan cepat saat Abdul fokus pada layar komputernya, matanya tak lepas dari bar loading yang berjalan pelan.

"Alhamdulillah sudah bisa," tulisnya dengan rasa lega yang membuncah. Pesan tersebut disambut dengan balasan dari rekan-rekannya, menunjukkan bahwa mereka juga mulai berhasil login. Abdul merasakan suasana yang sedikit lebih tenang dan santai.

Dia kembali menikmati sisa kopinya yang sudah dingin, merasakan kebahagiaan sederhana dari momen-momen kecil yang berhasil dilalui bersama-sama. Di akhir hari, Abdul merasa puas dengan pencapaian kecil mereka, walau hanya simulasi, tapi bagi mereka ini adalah langkah penting menuju sukses yang lebih besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun