Di malam yang penuh kenangan itu, Septi Aprili, yang akrab disapa Upi, merasakan kehangatan keluarga dan sahabat yang berkumpul untuk memperingati 40 hari meninggalnya ayahanda tercinta. Dalam suasana haru namun penuh kebersamaan, hadir pula Pj. Gubernur Lampung, Bapak Dr. Drs Syamsudin, M.Pd. "Alhamdulillah, tadi malam Pj. Gubernur Lampung hadir dalam acara memperingati 40 hari meninggalnya Ayahanda kami," tulis Septi Aprili di grup keluarga.
"Semoga beliau tetap tawadhu' dan amanah, Aamiin," lanjutnya. Tak lama kemudian, pesan simpati datang dari Elfi Kurniasih Al Kautsar, salah satu sahabat lama, "Alhamdulillah... semoga Almarhum Ayahanda Mbak Upi dilapangkan kuburnya dan senang di sisi Rabb, aamin Yaa Rabb."
"Terima kasih, Dinda Elfi sayang, doanya untuk ayahanda kami... Ada salam dari keponakanku Renny dan Mahendra, masih ingat kan?" balas Septi, mengenang masa-masa indah yang mereka lalui bersama.
"Sama-sama, Mbak. Salam balik ya. Bagaimana kabarnya mereka sekarang? Jangan-jangan kalau ketemu langsung, aku tidak mengenali mereka lagi," tulis Elfi dengan nada bercanda.
"Alhamdulillah, kalau Renny badannya masih seperti gadis, padahal anaknya sudah empat dan sudah selesai kuliah. Sekarang Renny Kabid di Kantor Gubernur Lampung, dan Mahendra insyaa Allah dalam waktu dekat akan dilantik jadi Kadis," jawab Septi dengan bangga.
"Alhamdulillah... ikut senang ya, Mbak!" Elfi membalas dengan penuh antusias.
Di sela-sela percakapan, Septi sempat mengirim foto Renny, mengingatkan Elfi pada masa lalu. "Insyaa Allah kalau Allah izinkan kita bisa bertemu," tulis Septi, membayangkan reuni yang penuh kebahagiaan.
"Sangat seperti dulu, Mbak...," kata Elfi dengan nada nostalgia. Percakapan mereka terus berlanjut, mengenang masa-masa indah dan membicarakan kabar terkini keluarga dan sahabat.
"Mohon doa dari saudaraku semua...," tulis Septi kemudian, meminta doa untuk almarhum ayahandanya. Wida Nurvaif Alumni AK dan beberapa sahabat lainnya turut mendoakan, "Semoga almarhum ayahanda dilapangkan kuburnya dan ditempatkan di tempat terbaik oleh Allah SWT. Aamiin."
Percakapan mereka kemudian bergeser ke masa lalu yang penuh kenangan. "Ketemu Bu Handayani, sudah 25 tahun tidak ketemu," tulis seorang teman. "Ya Allah, adek bungsu lama ini dulu...," tulis Septi dengan nada penuh kenangan.
"Apakabar, Bu Septi Aprilia alias Ibu Upik?" tanya seorang teman lama. "Alhamdulillah kabar baik. Bagaimana dengan dirimu, Mas Yuli dan Mbak Cici?" jawab Septi dengan hangat.
"Sama-sama, Mbak. Salam untuk semua. Renny dan Mahendra juga salam, masih ingat mereka kan?" tulis Septi dengan harapan dapat bertemu lagi di masa depan.
Percakapan yang penuh kehangatan dan kenangan ini berlanjut hingga malam, diakhiri dengan doa dan harapan untuk bertemu kembali. Sebuah reuni yang tidak hanya mengingatkan pada masa lalu, tetapi juga menguatkan ikatan persahabatan dan keluarga di masa kini.