Husen adalah seorang duda berusia 65 tahun yang tinggal di sebuah desa kecil di Cianjur. Hidupnya yang tenang dan sederhana berubah setelah istri tercintanya meninggal dunia lima tahun yang lalu. Meski sudah lama, rasa kehilangan masih kerap menghantuinya. Setiap kali melihat tempat tidur kosong di sebelahnya, Husen merasakan kekosongan yang mendalam.
Sahabat baiknya, Marsono, sering mengingatkan Husen bahwa hidup terus berjalan. Marsono sendiri telah mengalami hal serupa, dan ia berhasil menemukan kebahagiaan lagi setelah bertemu dengan Yanti, seorang janda yang juga tinggal di desa yang sama. Marsono dan Yanti sering mengajak Husen untuk ikut serta dalam kegiatan sosial di desa, berharap hal tersebut dapat membantunya melupakan kesedihan.
****
Suatu hari, Marsono dan Yanti mengajak Husen untuk ikut serta dalam perjalanan ke Situ Cisanti, sebuah danau buatan yang menampung air dari tujuh mata air utama Sungai Citarum. Tempat ini terkenal dengan pemandangannya yang indah dan udaranya yang sejuk, sangat cocok untuk menghabiskan waktu dan bersantai.
"Sen, kamu harus ikut kali ini. Tempatnya indah sekali, kamu pasti suka," ajak Marsono.
"Iya, Pak Husen. Kita bisa berjalan-jalan dan menikmati pemandangan. Siapa tahu, bisa menghilangkan rasa jenuhmu," tambah Yanti.
Setelah berpikir sejenak, Husen akhirnya setuju. "Baiklah, aku ikut. Mungkin ini bisa menjadi awal yang baik untukku."
****
Di Situ Cisanti, Husen bertemu dengan Endang, seorang janda berusia 60 tahun yang juga sedang menikmati keindahan danau bersama cucunya, Yani. Pertemuan mereka terjadi secara tidak sengaja ketika Husen sedang berjalan-jalan di sekitar danau.
"Permisi, apakah Anda tahu di mana tempat jogging track di sini?" tanya Endang dengan ramah.
"Oh, ya. Saya baru saja dari sana. Mari, saya tunjukkan jalannya," jawab Husen.