Di suatu pagi yang cerah, Teh Yani memulai harinya dengan semangat. Setelah membereskan rumah, ia melangkah ke dapur dengan tujuan membuat sarapan spesial untuk keluarganya. Di atas meja dapur, tergeletak beberapa singkong segar yang sudah dikupas dan dicuci bersih.
Dengan cekatan, Teh Yani mengambil singkong-singkong tersebut dan memasukkannya ke dalam juicer. Singkong yang tadinya keras dan kaku, berubah menjadi adonan halus dan lembut. Setelah itu, ia mengambil sedikit adonan singkong dan memipihkannya hingga seukuran roti marie.
Di tengah adonan yang sudah dipipihkan, Teh Yani menaruh sejumput gula merah yang manis. Kemudian, dengan penuh keahlian, ia membentuk adonan menjadi bulatan-bulatan kecil, mirip seperti bakso.
Teh Yani lalu menyalakan kompor dan menuangkan minyak secukupnya ke dalam penggorengan. Sambil menunggu minyak panas, ia memandangi bulatan-bulatan singkongnya dengan penuh harap. Ketika minyak sudah cukup panas, ia mulai memasukkan bulatan-bulatan tersebut satu per satu ke dalam penggorengan. Suara desisan minyak yang menyentuh bulatan singkong membuat suasana dapur semakin hangat.
Sambil terus menggoreng, Teh Yani memperhatikan warna bulatan singkongnya yang perlahan berubah menjadi kecokelatan. Aroma harum mulai menyebar ke seluruh ruangan, membangunkan selera makan siapa pun yang menciumnya. Setelah dirasa cukup matang, ia mengangkat bulatan-bulatan singkong itu dan meniriskannya di atas tisu dapur.
Sarapan pagi kali ini disajikan dengan segelas wedang jahe hangat. Kombinasi antara manisnya bulatan singkong dengan gula merah dan hangatnya wedang jahe membuat suasana pagi semakin sempurna.
"Selamat pagi," sapa Teh Yani dengan senyum hangat kepada keluarganya yang sudah berkumpul di meja makan. Pagi itu, mereka menikmati sarapan sederhana namun istimewa, penuh dengan cinta dan kehangatan keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H