Minggu pagi yang cerah menyambut langkah Rasya dan Rifat, sepasang saudara beradik yang memiliki usia yang masih muda. Mereka bersiap-siap untuk perjalanan berziarah ke desa Batanghari Ogan, sebuah petualangan yang tidak biasa bagi mereka. Meskipun masih muda, Rasya, yang berusia 7 tahun, adalah si adik yang ceria dan penuh semangat, sementara Rifat, kakaknya yang berusia 9 tahun, adalah sosok yang bertanggung jawab dan penuh perhatian terhadap adiknya.
Perjalanan mereka dimulai dari Bandar Lampung menggunakan kendaraan roda empat. Meskipun perjalanan cukup jauh, Rasya dan Rifat tidak kehilangan antusiasme mereka. Mereka menyanyikan lagu-lagu favorit mereka di dalam mobil, sambil sesekali menyapa pemandangan indah yang mereka lewati.
Setelah beberapa jam perjalanan, mereka singgah di Rumah Makan Begadang III untuk istirahat sejenak dan membeli kopi untuk membantu menjaga semangat mereka selama perjalanan. Mereka duduk di meja yang nyaman, menikmati minuman hangat diiringi dengan pemandangan pegunungan yang mempesona di kejauhan.
Setelah istirahat singkat, Rasya dan Rifat melanjutkan perjalanan mereka ke desa Batanghari Ogan. Saat tiba di desa tersebut, matahari mulai menampakkan sinarnya di ufuk timur, memberikan semangat baru bagi kedua saudara ini.
Mereka berjalan beriringan, tangan dalam tangan, melewati jalan berbatu dan pedesaan yang sunyi. Meskipun mereka masih kecil, mereka penuh dengan keberanian dan tekad untuk mencapai tujuan mereka.
Setibanya di makam Paman Kharisma Nugraha, Mbah Ajuddin Usman, dan Mbah Maryam Zandariyah, Rasya dan Rifat merasa terharu. Meskipun usia mereka masih muda, mereka memahami pentingnya menghormati orang-orang yang telah berpulang dan merasakan kedamaian di antara pemakaman yang tenang.
Setelah berziarah selesai, Rasya dan Rifat kembali ke tempat parkir, melewati sawah yang berbatasan dengan makam. Mereka terpesona oleh keindahan alam di sekitar mereka dan bersyukur telah mendapatkan kesempatan untuk merasakan keajaiban alam tersebut.
Saat mereka melihat pohon rambutan yang buahnya telah habis dimakan, Rasya dan Rifat merasa sedikit kecewa. Namun, mereka segera mengubah kekecewaan mereka menjadi rasa syukur karena telah mendapatkan pengalaman yang berharga bersama-sama.
Dengan hati penuh rasa syukur dan kenangan indah dari perjalanan berziarah mereka, Rasya dan Rifat kembali pulang ke rumah, membawa bersama mereka pelajaran berharga tentang cinta, keberanian, dan kebersamaan.
A. Multiple Choice Questions Comprehension (MCQs):
1. What greeted Rasya and Rifat on the bright Sunday morning?
a) Rainy weather
b) Warm sunrays
c) Cold breeze
d) Thunderstorm