Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... Freelancer - guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perjuangan Mamas Menempuh Pendidikan

10 Januari 2024   19:35 Diperbarui: 10 Januari 2024   19:38 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mamas, seorang mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Arab di program pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, mendapati dirinya dalam rentetan tantangan yang kompleks. Keterlambatannya lulus membawa beban finansial, di mana ia harus membayar biaya semester 5 sebesar 5 juta rupiah dan biaya hidup bulanan sebesar 2 juta rupiah. 

Selain itu, kebutuhan lainnya, termasuk biaya penelitian dan kebutuhan sehari-hari, sudah mencapai 20 juta rupiah. Di tengah kepadatan jadwal, Mamas juga dikejar deadline untuk menyelesaikan penelitian di kampus IKHAC.

Mamas adalah individu yang memiliki semangat tinggi terhadap pendidikan dan bahasa Arab. Meskipun harus menyelesaikan studi pascasarjana, ia terus berusaha untuk memberikan yang terbaik. Dalam perjalanannya, Mamas merencanakan langkah-langkah strategis untuk mengatasi tantangan keuangan yang dihadapinya.

Untuk membayar biaya semester dan biaya hidup bulanannya, Mamas mencari pekerjaan paruh waktu yang sesuai dengan keahliannya. Ia memilih pekerjaan di bidang pendidikan dan bahasa Arab, sehingga ia dapat menggabungkan pekerjaan dengan minatnya dalam studi.

Beban keuangan yang tidak mudah dihadapi, terutama dengan tuntutan penelitian yang meningkatkan kompleksitas hidupnya. Meskipun demikian, Mamas tetap mempertahankan dedikasinya. Dia mengorganisir waktu dengan cermat, mencari dukungan dari dosen pembimbingnya, dan memanfaatkan fasilitas kampus dengan sebaik mungkin.

Sementara itu, Mamas juga mendengar kabar gembira bahwa adiknya bercita-cita untuk kuliah. Meskipun keuangan keluarga sedang dihadapkan pada tantangan, Mamas tidak ingin menghalangi impian adiknya. Dengan penuh tekad, Mamas memutuskan untuk memberikan dukungan finansial sebisa mungkin kepada adiknya agar bisa mewujudkan cita-citanya.

Di tengah kepadatan tugas dan tenggat waktu yang ketat, Mamas menemukan kekuatan dalam melihat pendidikan sebagai seni harmoni. Ia memandang setiap tantangan sebagai melodi yang, ketika dihadapi dengan tekad dan kesabaran, akan membawanya kepada prestasi yang membanggakan. Dalam irama penelitian di kampus IKHAC, Mamas berusaha menciptakan simfoni keberhasilan yang melibatkan segala aspek kehidupannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun