#Renunganku
kematian pasti akan dialami oleh setiap makhluk yang bernyawa. Apakah itu manusia, hewan, tumbuhan, ataupun sebangsa jin, setan, iblis, maupun malaikat. Kematian tidak akan dialami oleh Tuhan Allah Swt., Dzat yang memiliki kematian itu sendiri. Kematian adalah suatu hal yang merupakan hak bagi makhluk yang bernyawa. Akan tetapi kematian adalah sesuatu yang mustahil bagi Tuhan.
Kullu nafsin dzaaiqotul mauut, demikian disampaikan oleh AlQuran, bahwa setiap makhluk yang memiliki nafs (jiwa) akan mengalami kematian. Sedemikian pastinya kedatangan kematian kepada setiap makhluk-Nya, Tuhan mengabarkannya kepada manusia melalui AlQuran berkali-kali dalam berbagai ayat bagaimana hendaknya suatu kematian yang diinginkan oleh Tuhan. Kematian adalah suatu hal yang hanya diketahui oleh Tuhan. Tidak ada satu makhlukpun yang dapat memajukan ataupun memundurkan waktu kematian kecuali hanya karena izin-Nya.
Kematian hendaknya dijadikan sebuah peringatan bagi manusia yang masih hidup untuk senantiasa ingat bahwa kematian pasti menghampirinya dengan waktu yang hanya ditentukan oleh Tuhan. Ketidakpastian waktu kapan datangnya kematian kepada manusia adalah wujud kasih sayang Tuhan kepada manusia agar manusia senantiasa berbuat baik ketika masih hidup di dunia. Bisa dibayangkan, jika saja waktu kematian diketahui oleh manusia, maka manusia dengan sifat dasarnya yang perusak akan membuat banyak kehancuran di dunia ini sebelum waktu kematian dia datang. Rahasia waktu kematian mengandung hikmah bagi kelestarian alam dan ketertiban manusia di dunia.
Lantas, kematian manusia seperti apa yang diinginkan oleh Tuhan? kematian yang baik, jawabannya. Kematian adalah akhir bagi kehidupan. Kematian merupakan penutup bagi amalan manusia, baik amalan baik ataupun buruk. Tapi kematian yang diinginkan oleh Tuhan kepada makhluk-Nya adalah kematian yang menjadi penutup amalan baik atau yang disebut dengan Khusul khotimah. Demikian pasti dan rahasianya waktu kematian, maka hendaknya manusia senantiasa mengingat kematian dan senantiasa melakukan kebaikan kapanpun.
“Ya Allah perbaikilah urusan agamaku yang menjadi pegangan bagi setiap urusanku. Perbaikilah duniaku yang disitulah urusan kehidupanku. Perbaikilah akhiratku yang kesanalah aku akan kembali. Jadikanlah hidupku ini sebagai tambahan kesempatan untuk memperbanyak amal kebaikan, dan jadikanlah kematianku sebagai tempat peristirahatan dari setiap kejahatan/keburukan”.
*Saya dedikasikan tulisan ini untuk almarhum yang pernah menjadi pendengar yang baik di dalam kelas saya, Tony Liady. Semoga diberikan tempat yang terbaik disisi-Nya.
#Renunganku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H