Sosok Irwan Hamdani Daulay, Sarjana Pendidikan (Irwan H. Daulay, SPd) dilahirkan di Sipolu-polu Kec. Panyabungan pada tanggal 17 Januari 1974 oleh pasangan H. Tantawi Daulay,BA dan Hj. Masdelima Pakpahan. Didampingi oleh istri tercinta Siti Sutanti, SPd,MPd. Putri bungsu dari H. Sagimin dan Hj. Sudarni. Selain sebagai ibu rumah tangga Siti Sutanti juga sehari-hari berprofesi sebagai Dosen Fak. Teknik Unimed Jurusan PKK, dikarunia dua orang putri Nafhah Nurul Syafitri Daulay dan Nadhifa Nurul Jannah Daulay. Anak ke empat dari sembilan bersaudara ini mengawali pendidikan pada SD INP. Sipolu-polu di tahun 1980 kemudian melanjutkannya ke SMP Negeri 1 Panyabungan pada tahun 1986 dan seterusnya ke SMA Negeri 1 Panyabungan pada tahun 1989. Sebagaimana nasehat sang ayah yang pada saat itu berprofesi sebagai pendidik supaya melanjutkan Study ke IKIP Medan/Unimed, sebagai anak yang patuh dan taat kepada orang tua dan pada saat itu Madina memang sangat membutuhkan guru-guru yang professional untuk memperbaiki mental dan SDM masyarakatnya serta niat membangun kampung halaman, maka Irwan dengan bermodalkan keterbatasan dan semangat membangun kampung halaman berangkat ke Medan mengikuti UMPTN dan berhasil lulus. Setelah diterima di IKIP Medan/Unimed pada tahun 1993 pada jurusan Pend. Teknik Elektro, Irwan H. Daulay, SPd harus meninggalkan kampung halaman menuju kota Medan berjuang menuntut ilmu dalam serba kebersahajaan. Bibit kepemimpinan sejak dibangku kuliah sudah mulai terlihat dalam sosok Irwan dengan terpilihnya dalam kepengurusan berbagai organisasi pergerakan kemahasiswaan dan organisasi kemayarakatan. Momentum kejatuhan Orde Baru tidak lepas dari peristiwa 4 Mei ’98 berdarah di Medan Sumut, yang terjadi bermula dari gerakan-gerakan yang dibangun oleh aktifis mahasiswa yang terkonsentrasi di kampus IKIP Medan/Unimed yang