Mohon tunggu...
putririndiyani
putririndiyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA PESANTREN

- READING AND WRITING - BUYA HAMKA and HABIBURRAHMAN EL-SHIRAZY

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Praktek Diplomasi dalam Organisasi Kerjasama Islam

12 September 2022   13:50 Diperbarui: 12 September 2022   14:07 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diplomasi adalah hubungan antara dua negara atau lebih untuk mencapai sebuah tujuan dan kepentingan negara, praktek diplomasi dapat dilakukan lewat berbagai cara diantaranya adalah negoisasi. 

Organisasi Kerjasama Islam/OKI merupakan organisasi terbesar kedua setelah PBB atau persatuan bangsa-bangsa, OKI menjadi organisasi yang mewakilli kekuatan Islam dan menjadi wadah bernegoisasi mengenai keberlanjutan dunia Islam. Sebagai organisasi besar dengan anggota 57 negara, Oki mengalami perkembangan yang tidak luput dari hambatan dan tantangan.

Diawal terbentuknya OKI, organisasi ini lebih memfokuskan fungsinya terhadap masalah politik terutama masalah Palestina-Israel. Haluan organisasi berubah pada pertemuan besar KTT-10 dan menyepakati fungsi OKI sebagai perampingan struktur, metodologi, peningkatan kemampuan keuangan dan sumber daya manusia. 

Menyadari bahwa angota OKI bersal dari benua dan daerah yang berbeda, Kesepakatan ini akan menjadikan OKI mampu menjawab segala tantangan dari berbagai sisi, politik, ekonomi,sosial ataupun budaya. Hingga saat ini terdapat beberapa program unggul yang dijalankan oleh OKI, diantaranya:

  • Meningkatkan dan memperkuat solidaritas diantara negara anggota dalam berbagai bidang kerjasama. Persatuan ini guna menyatukan dan melindungi kehormatan kemerdekaan dan hak-hak dunia Islam.
  • Adanya aksi bersama untuk melindungi tempat suci umat Islam dan peninggalan sejarah Islam. 
  • Salah satu aksinya adalah memberi sokongan dan dukungan kepada rakyat Palestina serta memperjuangkan hak dan kebebasannya.
  • Bersama-sama dengan negara anggota untuk menentang segala bentuk deskriminasi rasial dan segala bentuk penjajahan, upaya ini dilakukan dengan membentuk suasana antar negara anggota yang saling menguntungkan dan pengertian.

Dalam mencapai tujuannya OKI menghadapi banyak tantangan, baik internal ataupun eksternal, salah satunya mengenai stabilitas politik, ekonomi dan sistem pemerintahan yang beraneka di setiap negara anggotanya. Kasus besar yang pernah diselesaikan oleh OKI adalah konflik Thailand Selatan yang diawali dengan perbedaan persepsi, nilai dan budaya. 

Perbedaan yang terjadi di setiap anggota OKI akhirnya menjadikan beberapa anggota negara mengalami ketergantungan ekonomi dan keuangan yang tinggi sehingga rentang dijadikan objek kebijakan luar negeri Eropa dan AS. Meskipun banyak konflik negara muslim yang belum terselesaikan, OKI tetap menjadi pusat pertemuan negara anggota dan menyuarakan dukungannya untuk pembangunan negara Islam yang sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun