Ketika apa yang seharusnya "tidak seharusnya terjadi" menjadi "sesuatu yang terjadi" itu, rasanya beragam. Entah apa yang dirasakan, entah apa yang dipikirkan, namun itulah perasaan. Anehnya "perasaan" tersebut merambat begitu cepatnya dari relung hati menuju segunung hati yang kokoh berdiri hingga akal pun ikut berpartisipasi dalam semua kekacauan ini.
Beribu kesan menggerogoti jiwa perlahan, menusuk dalam hingga ke tulang, menghujam tanpa perasaan dan menikam menyisakan luka dalam.
_Mpit Tivani_
Bekasi, 27 April 2013
Kacau
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H