Mengelilingi pusat kota
Lampu jalan menjadi merah menandakan "berhenti"
Kudapati seseorang berambut lusuh, wajah yang menghitam, berbaju lapuk
Kaki yang tak beralas dan telapaknya semakin sangat kebal dengan sayatan aspal
Tubuh yang masih sangat kecil namun tiap hari harus menerjang kota
Mulai menggerakkan jemarinya pada senar gitar usang dengan sisa tali seadanya
Bernyanyi dengan tatapan kosong dan berusaha tersenyum
Terus bernyanyi dengan suara seraknya
Tak banyak mata yang memandangnya
Tidaklah berhenti ia menantikan rincingan rupiah hingga malam
Tetap menikmati alunan lagu yang ia nyanyikan sambil tersenyum dibalik penderitaan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!