Mohon tunggu...
Melinda Putri Aryanti
Melinda Putri Aryanti Mohon Tunggu... Lainnya - Human

A forever learner.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Efek Bandwagon dan Underdog dalam Survey Politik

19 September 2023   19:18 Diperbarui: 19 September 2023   22:00 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by vectorjuice on Freepik

Menjelang pemilihan presiden tahun 2024, sudah mulai banyak survey politik bermunculan. Survey-survey tersebut memberikan gambaran mengenai bagaimana elektabilitasi tiap-tiap tokoh yang digadang akan menjadi bakal calon presiden mendatang. 

Survey politik sendiri merupakan suatu penelitian yang mengukur tingkat preferensi masyarakat -atau dalam konteks pemilu adalah pemilih/voter- terhadap aktor politik tertentu. Hasil dari survey tersebut kemudian disebar luaskan di masyarakat. Namun, penyebaran hasil survey politik sedikit banyak memberikan efek terhadap masyarakat. Gambaran preferensi pemilih tersebut dapat membentuk kecenderungan masyarakat tertentu untuk menentukan pilihannya. Sedikitnya ada dua efek, yakni bandwagon dan underdog.

Bandwagon Effect

Bandwagon effect merupakan sebuah fenomena di mana publik cenderung mengikuti tren atau preferensi mayoritas. Jika suatu hasil survey didapati bahwa tokoh A memiliki elektabilitas tinggi di berbagai daerah, maka ada kecenderungan bagi publik untuk menganggap bahwa itu sebuah tren dan memilih untuk mengikuti tren tersebut. Efeknya, publik akan menjatuhkan pilihan pada tokoh yang digambarkan 'kuat' dan memiliki banyak dukungan. 

Underdog Effect

Berkebalikan dengan efek sebelumnya, underdog effect merupakan kecenderungan publik untuk menjatuhkan pilihan pada tokoh yang digambarkan (dalam hal ini melalui survey politik) lebih lemah atau lebih sedikit peminat dibanding lawan politiknya. Hal ini dapat disebabkan karena publik menginginkan alternatif baru, sehingga mereka yang dilihat lebih lemah menimbulkan efek psikologis tertentu terhadap publik. Dengan menggunakan underdog effect, tokoh politik sebenarnya tidak begitu dirugikan, karena berarti tokoh tersebut dapat membuat strategi kampanye baru untuk memberikan citra bahwa dirinya adalah alternatif bagi pemilih yang layak untuk dipilih. 

Survey politik baiknya tidak dijadikan satu-satunya pedoman ketika kita menilai tokoh politik, karena efek-efek tersebut bisa jadi secara tidak sadar mempengaruhi kita sebagai pemilih untuk menentukan pilihan politik kita.  Oleh sebab itu, penting bagi kita sebagai seorang pemililih untuk lebih bijak dalam menentukan pilihan, bisa dengan menambahkan indikator penilaian lain seperti program kerja dan rekam jejak tokoh politik tersebut. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun