1. Episode 26/08/2015 (Peringatan)
Dahsyat menayangkan adegan para host yang memasukkan secara paksa makanan ke dalam mulut host lain.
2. Episode 31/01/2016 (Teguran Pertama)
Dahsyat menayangkan seorang wanita yang berkata "lu anjing lu emang lu"
3. Episode 15/3/2016 (Teguran Kedua)
Dahsyat menayangkan segmen "Cerdas Cermat Bersama Cecepy". Pada segmen tersebut terdapat pertanyaan tanggal Proklamasi dan dijawab oleh Zaskia Gotik "Setelah adzan subuh... tanggal 32 Agustus". Selain itu ketika diberi pertanyaan "Apa lambang dari Pancasila, sila ke 5? dijawab oleh Zaskia Gotik "Bebek Nungging"
4. Episode 31/3/2016 (Peringatan)
Dahsyat menayangkan segmen "Seberapa Peka" dimana terdapat adegan beberapa orang ditutup matanya dan mencium kain pel kemudian diminta untuk menebak benda tersebut
5. Episode 28/2/2017 (Penghentian Sementara)
Dahsyat menayangkan perkataan yang merendahkan seperti "p'a", "pangeran sawan", "ular kedut", dan "jenglot". Selain itu, terdapat adegan seorang pria yang mengendarai mobil dengan maju, mundur, dan rem mendadak dengan kondisi terdapat pria lain di dalam bagasi yang tertutup lada mobil tersebut.
KPI Pusat menilai muatan perkataan dan perilaku tersebut dapat memberi pengaruh buruk pada khalayak yang menonton. Sumber :Catatan Pelanggaran Program Dahsyat Sebelum Dihentikan oleh KPI
Kalau menurut saya sekarang kebanyakan mengejar rating saja, tanpa memperhatikan segi ke estetikan dalam penyiaranya. Ada berbagai acara yang menyimpang dari konsep awal saat pertama kali tayang di televisi. Diantara adalah acara tv musik Dahsyat. Dulu acara music ini selalu menjadi acara idola anak muda selain MTV yang isinya band-band yang tampil satu persatu.
Gantian menyanyikan lagu yang lagi hits dari mereka. Dahsyat yang memiliki konsep membantu band band indie yang baru muncul untuk terus naik dan exis dengan cara memberikan kesempatan mereka untuk tampil adalah bagian yang saya suka dulu ditambah ada game-game juga untuk personilnya. Dan juga dulu acara musik pasti memutar video klip terbaru, tangga lagu dan hostnya pun membicarakan hal-hal yang masih tentang musik. Mungkin album, lagu atau project ke depan dari sebuah band atau musisi.
Tetapi sekarang semuanya berbanding terbalik dengan konsep awal sebuah acara musik. Sekarang malah isinya ngulik-ngulik kehidupan pribadi seorang artis. Dari host sampai manager acaranya pun kena juga. Sekarang yang ada malah sesi curhat, nangis-nangisan, masak-masakan, lomba joged, bedah kampung, Apalagi dulu ketika boomingnya boyband dan girlband. Ada aja kontesnya juga. Acara sebelah bikin lomba cover jingle lagu. Yang sebelahnya ikutan juga mengadakan acara cover jingle lagu. Dari yang yeyeye lalala sampai goyang 25, 87, dan 21.
Ketika ditanya unsur music di dalamnya, memang Dahsyat masih memiliki unsur tersebut, namun konsep yang di sajikan benar benar berbeda dari apa yang pada awal disajikan dan menjadi daya tarik pemirsa ketimbang konsep yang sekarang yang selalu menjadikan problema dan masalah. Jujur aja saya kurang suka dengan acara yang mengandung unsur alay.Â
Alay merupakan singkatan dari "anak layangan" atau "anak lebay". Istilah ini merupakan stereotipe yang menggambarkan gaya hidup norak atau kampungan. Selain itu, alay merujuk pada gaya yang dianggap berlebihan (lebay) dan selalu berusaha menarik perhatian. Seseorang yang dikategorikan alay umumnya memiliki perilaku unik dalam hal bahasa dan gaya hidup.