singasari? Ya singasari merupakan salah satu kerajaan terbesar di Jawa, dengan tokoh terkenal seperti ken arok, ken dedes, anusapati dan lain sebagainya. Kerajaan ini ternyata punya cerita yang menarik lhoo seperti drama sinetron-sinetron di tv. Kalo kamu penasaran yuk kita menjelajah ke zaman dahulu.........
Apakah kalian tau tentang kerajaanDahulu kala, ada sebuah kerajaan bawahan bernama Kerajaan Tumapel. Tumapel merupakan salah satu kerajaan bawahan di wilayah kekuasaan Kerajaan kediri yang dipimpin oleh Raja Kertajaya. Kerajaan Tumapel dipimpin oleh seorang akuwu yang diutus Raja Kertajaya bernama Tunggul Ametung. Tunggul Ametung berasal dari kasta rendahan yakni sudra yang kemudian diselamatkan oleh Kertajaya dan naik kelas dari sudra menjadi kesatria. Namun, dibalik namanya yang diangkat menjadi seorang akuwu di Tumapel, banyak kebijakan dari Tunggul Ametung yang membebani rakyat dengan adanya pajak yang sangat tinggi. Ia tumbuh menjadi seorang ksatria yang angkuh, suka menggunakan kekerasan dan menyengsarakan rakyatnya. Tunggul Ametung memiliki seorang sahabat sekaligus pengawalnya bernama Mariyo, ia merupakan orang yang paling dipercaya oleh tunggul ametung.
Di akuwu tumapel ada sebuah desa kecil bernama desa panawijen yang dipimpin oleh seorang brahmana bernama Mpu Parwa, ia memiliki seorang anak cantikk jelita bernama dedes. Darah brahmana yang mengalir dalam dirinya membuatnya semakin bersinar bak permata. Berita ini menyebar ke pakuwon tumapel (istana tumapel) hingga sampai ke telinga akuwu nya, tunggul ametung. Ia berniat menjadikan dedes sebagai istrinya dan paramesywari. Tunggul ametung bahkan rela mengunjungi desa panawijen langsung ditemani oleh pengawalnya Mariyo. Rencana tunggul ametung memang terdengar gila, ia memanfaatkan kesepian desa panawijen yang ditinggal oleh Mpu Parwa, menyisakan desa yang tidak memiliki pemimpin hanya ada seorang brahmani cantik jelita yakni dedes Bersama emban-embannya dan rakyat biasa yang tak bisa berbuat apa-apaa. Tunggul ametung pun membawa dengan paksa dedes menuju tumapel. pernikahan pun digelar tidak lama beberapa hari setelah kejadian tersebut. meskipun dedes merasa terpaksa dan menganggap pernikahan tersebut tidak sah karena banyak hal yang tidak terpenuhi pada saat upacara pernikahan pun tidak dapat berbuat apa apa. pada sisi lain, Arok yang tengah itu menjabat sebagai akuwu atau bupati di bawah pemerintahan tunggul ametung merasa terpukau dengan kecantikan dan cahaya yang keluar dari dedes. arok pun menceritakannya pada lohgawe, gurunya yang dipercaya sebagai titisan dewa pun mengatakan bahwa hal tersebut dapat menjadi tanda bahwa perempuan tersebutlah yang kelak menjadi ibu yang akan melahirkan raja raja besar, ditambah dengan arok yang pernah di percaya oleh lohgawe sebagai calon raja besar di tanah jawa pun percaya diri akan rencananya merebut dedes dari tunggul ametung- atasannya sendiri. arok pun berusaha menjadi pahlawan atas dedes pada saat itu. dengan keris mpu gandring, arok mencuri keris tersebut yang kemudian dibawanya ke tumapel untuk menikam tunggul ametung. Meski keris tersebut telah dikutuk oleh pembuatnya sendiri yakni mpu gandring yang akan membunuh tujuh turunan tak membuat arok gentar. Â setelah berhasil membunuhnya, arok pun memberikan keris tersebut pada temannya yaitu Kebo ijo yang sama sama menjadi abdi tumapel dibawah pemerintahan tunggul ametung. kebo ijo pun dinyatakan bersalah, arok pun mengeksekusi kebo ijo ditempat. Arok yang pada saat itu menjadi pahlawan akan peristiwa tersebut pun diangkat menjadi penguasa tumapel dengan dedes di sandingnya. mereka berdua pun diberi gelar "ken" untuk pemberian penghormatan. Ken dedes pun memiliki anak yang bernama Anusapati dari pernikahan bersama Tunggul ametung. Sedangkan Ken Arok, meskipun dia sudah memiliki Ken Dedes, dia tetap mengangkat perempuan sebagai selir yakni Umang, dari situ Ken Arok memiliki putra yang bernama Tohjaya dan tiga saudaranya. Sesuai dengan kutukan keris tersebut, Ken Arok pun terbunuh dengan keris mpu gandring itu oleh Anusapati yang membalaskan dendam ayahnya, Tunggul Ametung. Anusapati pun berhasil menjadi raja Singasari karena terbunuhnya Ken Arok, namun Tohjaya yang merupakan putra dari Ken Arok tidak terima akan kematian ayahnya, Tohjaya pun membalaskan dendam ayahnya dengan membunuh Anusapati dengan keris tersebut lagi. Tohjaya pun kembali menduduki tahta kerajaan menggantikan ayahnya. Putra Anusapati yang bernama Ranggawuni tidak terima akan kematian ayahnya pula, meskipun tidak dengan keris mpu gandring, Ranggawuni berhasil membunuh Tohjaya yang kabur dengan menombak Tohjaya yang lari. Tohjaya ditemukan tewas di desa Katang Lumbang. Ranggawuni yang berhasil membunuh pembunuh ayahnya sendiri diberi gelar Sri Jaya WisnuWardhana dan menjadi raja Singasari. Kelak Rangawuni lah yang menjadi satu satunya raja kerajaan Singasari meninggal secara wajar.
Setelah masa pemerintahan Ranggawuni yang membawa kesejahteraan bagi kerajaan singasari, ia kemudian mengangkat anaknya bernama kertanegara menjadi yuwaraja (raja kecil) hal ini ia lakukan untuk menjadikan kertanegara sebagai seorang raja besar di singasari. Tujuan ranggawuni akhirnya tercapai setelah kertanegara menjelma menjadi sosok raja besar singasari yang bijaksana, ia bahkan mendapat gelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Di bawah kepemimpinannya, singasari mengalami perkembangan yang cukup pesat, baik dari ekonomi, social politik, dan kemiliteran. kertanegara bahkan memiliki tujuan untuk menyatukan nusantara melalui semboyan cakrawala mandala, namun usaha ini gagal dilaksanakan karena adanya serangan dari pasukan kubilai khan dan kerajaan Kediri yang membuat singasari mengalami masa keruntuhan. Selain memiliki tujuan menyatukan nusantara, kertanegara  juga berhasil mengatasi konflik internal kerajaan dengan menikahkan putrinya dengan raden wijaya, diharapkan hal ini dapat memutus dendam dari generasi sebelumnya sehingga tidak ada lagi partumpahan darah,
Lalu apasih pengaruh kerajaan singsari bagi kehidupan masa ini ?
Jadi dengan berdirinya sebuah kerajaan bernama singasari membuat Indonesia memiliki keberagaman budaya yang tersebar dari sabang hingga merauke, keberagaman di Indonesia juga dibarengi dengan bersatunyaa pulau pulau nusantara melalui semboyan yang disampaikan oleh kertanegara yakni "Cakrawala Mandala" yakni persatuan kepulauan. Hingga saat ini semboyan tersebut masih menjadi lambang bahwa Indonesia merupakan negara persatuan dengan berbagai keragaman budaya, mengajarkan pentingnya hidup bertoleransi dan melestarikan budaya-budaya Indonesia sehingga tetap terjaga ke asliannya. Nilai nilai tersebutlah yang mendasari Indonesia yang beraneka ragam pada masa ini.
Begitulah pembahasan mengenai singasari semoga informasi ini dapat membantu kalian untuk menambah wawasan sejarah, khususnya tentang kerajaan-kerajaan di Indonesia. Dari cerita tersebut dapat kita ambil pelajaran jangan lah gila terhadap pangkat, tahta dan kekuasaan, karena kita semua diciptakan di dunia ini untuk saling menyayangi satu sama lain dan tidak saling membunuh. Janganlah kita kotori bumi yang sudah cantik ini dengan pertumpahan darah saudara saudara kita. Semua permasalahan pasti memiliki jalan keluar yang baiknya sendiri, tidak perlu menyelesaikan masalah apapun dengan adanya pertumpahan darah, karena sejatinya kita adalah sama sama ciptaan tuhan yang kelak akan diambil dan tidak berkuasa apapun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H