Mohon tunggu...
Moza Maulida Fadiyah
Moza Maulida Fadiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya gemar membaca, menulis, dan membuat cerita.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Membangun True Grit untuk Kesuksesan dalam Kepemimpinan

19 Juli 2024   21:54 Diperbarui: 19 Juli 2024   23:24 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: slidemodel.com

True grit, atau ketekunan sejati, adalah sifat kepemimpinan yang sangat dihargai dalam konteks organisasi modern. Definisi dari grit itu sendiri adalah semangat dan kegigihan individu untuk mencapai tujuan jangka panjang (Daft, 2023). Sifat ini tidak hanya membantu pemimpin bertahan dalam menghadapi tantangan dan kemunduran, tetapi juga menjadi kunci keberhasilan jangka panjang. Pemimpin dapat membentuk dan membangun true grit melalui kesadaran diri, konsistensi dalam mencapai tujuan, fleksibilitas dalam menghadapi perubahan, dan dukungan dari lingkungan kerja yang positif. Dengan memperkuat grit mereka sendiri, pemimpin dapat menginspirasi dan memotivasi tim (followers) mereka untuk meraih hasil yang luar biasa dalam situasi yang menantang. 

Berikut ini adalah penjelasan tentang strategi atau cara seorang pemimpin dalam membentuk dan membangun true grit.

Pertama, penting untuk memahami bahwa grit bukanlah sesuatu yang dimiliki secara bawaan, tetapi dapat dikembangkan melalui kesadaran diri dan latihan yang konsisten. Pemimpin perlu memulai dengan membangun fondasi kekuatan dalam menghadapi ketakutan dan kegagalan. Kesadaran diri (self-awareness) menjadi kunci kepribadian seorang pemimpin yang sukses. Pemimpin perlu mengenali kekuatan dan kelemahan mereka sendiri, serta memahami bagaimana mereka merespons tekanan dan tantangan.

Selanjutnya, grit juga melibatkan kemampuan untuk mempertahankan fokus dan konsistensi dalam mencapai tujuan jangka panjang. Pemimpin harus mampu menetapkan tujuan yang jelas dan relevan, serta menjaga konsistensi dalam upaya mencapainya. Grit tidak hanya tentang semangat yang kuat, tetapi juga tentang disiplin dalam melakukan tindakan yang konsisten menuju tujuan tersebut, meskipun menghadapi rintangan yang berat.

Penting untuk membedakan antara grit dengan keras kepala atau memaksakan kehendak. Grit mencakup sikap fleksibilitas yang adaptif, di mana pemimpin bisa menyesuaikan strategi atau pendekatan saat diperlukan, tetapi tetap teguh pada visi jangka panjangnya. Fleksibilitas ini memungkinkan pemimpin untuk belajar dari kegagalan dan mengubah taktik tanpa kehilangan fokus pada tujuan akhir.

Dalam konteks organisasi, lingkungan kerja yang mendukung juga berperan penting dalam membangun grit. Pemimpin perlu menciptakan budaya di mana kegagalan dilihat sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh, bukan sebagai stigma. Dukungan dari tim dan rekan kerja dapat menjadi pendorong penting dalam membangun grit, dengan saling memberi dukungan dan membangun ketahanan bersama dalam menghadapi perubahan atau kesulitan.

Selanjutnya, pemimpin juga dapat membangun grit melalui pengembangan kebiasaan yang mendukung ketekunan. Ini termasuk praktik seperti menjaga keseimbangan hidup, merawat kesehatan fisik dan mental, serta mengembangkan keterampilan manajemen waktu dan stres. Grit tidak hanya membutuhkan semangat yang kuat tetapi juga keseimbangan yang baik antara kerja keras dan perawatan diri.

Pemimpin yang memiliki grit juga memerlukan kemampuan untuk memotivasi dan menginspirasi orang lain di sekitarnya. Mereka bisa menggunakan narasi pribadi atau kisah sukses untuk membangkitkan semangat dan kegigihan dalam tim. Memimpin dengan memberikan contoh yang baik adalah cara yang efektif untuk membentuk budaya organisasi yang berorientasi pada ketahanan dan keberanian dalam menghadapi tantangan.

Terakhir, pemimpin perlu mengenali bahwa proses membangun grit adalah perjalanan yang berkelanjutan. Hal ini memerlukan refleksi terus menerus, evaluasi diri, dan komitmen untuk terus tumbuh dan berkembang. Dengan mempertahankan fokus pada visi jangka panjang dan membangun keterampilan yang diperlukan, pemimpin dapat memperkuat grit mereka sendiri serta memimpin organisasi mereka menuju keberhasilan yang berkelanjutan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun