kecurangan, yang melibatkan tindakan disengaja oleh individu-individu seperti manajemen, pemegang tanggung jawab atas tata kelola, staf, atau pihak ketiga, merupakan permasalahan yang serius. Definisi kecurangan mencakup upaya mendapatkan keuntungan yang tidak adil atau melanggar hukum. Dalam ranah audit, auditor harus memahami dua kategori salah saji yang relevan: salah saji yang berasal dari pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan dan salah saji yang diakibatkan oleh penggunaan aset yang tidak semestinya..
Standar-standar audit menegaskan bahwaPelaporan keuangan yang mengandung kecurangan, atau fraudulent financial reporting, melibatkan kelalaian disengaja seperti tidak mencantumkan jumlah atau informasi tertentu. Metode pelaporan ini mencakup manipulasi catatan akuntansi, termasuk pemalsuan tanda tangan, terutama mendekati akhir periode akuntansi. Kesalahan penyajian atau kelalaian informasi dalam laporan keuangan juga dapat menjadi bagian dari praktik ini, dengan menyajikan informasi palsu untuk memengaruhi persepsi pengguna laporan keuangan. Selain itu, penyalahgunaan prinsip-prinsip akuntansi, seperti penyesuaian asumsi yang tidak tepat, juga termasuk dalam kategori ini.
Untuk memahami risiko kecurangan, auditor sering kali merujuk pada "Segitiga Kecurangan (Fraud Triangle)" yang terdiri dari tiga faktor kunci: dorongan/tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi. Dorongan atau tekanan dapat muncul dari kebutuhan keuangan atau target laba yang tidak realistis. Kesempatan muncul ketika seseorang merasa bisa melakukan kecurangan tanpa terdeteksi, terutama jika ada kelemahan dalam pengendalian internal. Rasionalisasi melibatkan pembenaran atau penjelasan untuk tindakan tersebut, seperti keyakinan bahwa uang akan dikembalikan atau kerugian tidak akan terasa.
Auditor memiliki tanggung jawab untuk mengidentifikasi potensi risiko kecurangan dan mengembangkan strategi pencegahan yang efektif. Evaluasi tingkat dorongan, kesempatan, dan rasionalisasi merupakan langkah kunci dalam merinci risiko potensial. Dengan pemahaman mendalam terhadap segitiga kecurangan, auditor dapat mengambil tindakan proaktif untuk meminimalkan risiko kecurangan dan memastikan keandalan laporan keuangan yang diaudit.
Dalam menghadapi tantangan ini, auditor harus mempertimbangkan pendekatan holistik yang melibatkan pemahaman mendalam tentang entitas dan lingkungan entitas, serta evaluasi sistem akuntansi dan pengendalian internal. Selain itu, strategi audit yang efektif memerlukan pemahaman yang kuat terkait risiko kesalahan material dan penetapan tingkat materialitas yang tepat. Dengan pendekatan yang cermat dan proaktif, auditor dapat memainkan peran kunci dalam menjaga integritas informasi keuangan dan memberikan keyakinan kepada pengguna laporan keuangan.
Penulis: Moza Ananta Maulana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H