" PERMASALAHAN TINGKAT KEMISKINAN YANG TERJADI DI WILAYAH PERKOTAAN; KHUSUSNYA DI KOTA INDRAMAYU, JAWA BARAT Â "
Â
Kemiskinan adalah suatu situasi di mana individu atau suatu rumah tangga,atau kelompok mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan. Kondisi ini bukan hanya serta merta akibat dari malas bekerja atau dalam domain bidang ekonomi saja  namun ada beberapa faktor, kemiskinan bersifat multidimensional, bisa beberapa  bidang di antaranya politik, sosial, budaya dan sistem sosial lainnya. Mengutip dari Kemdikbud, Kemiskinan merupakan masalah global yang dimana memberikan hambatan sosial yang lebih luas, ketika kemiskinan ini mulai meningkat maka terjadinya masalah sosial, karena akan mendorong individu atau kelompok yang berdampak melakukan hal negatif seperti kejahatan. Terjadinya masalah kemiskinan ini menjadi perhatian, khususnya masalah kemiskinan yang berada di perkotaan.
 Masalah ini merupakan masalah yang lebih kompleks karena tidak saja menyangkut pekerjaan, pendapatan tetapi juga berkaitan dengan masalah sosial yang lainnya, yang di mana masalah ini bersifat patologis yang berarti menyimpang dari norma-norma yang berlaku di masyarakat. Seperti ketuaan sosial, kekerasan, penyalah gunaan dana dan obat-obatan terlarang. Dalam permasalahan ini pastinya ada faktor, dampak dan solusi. Masalah kemiskinan ini memang telah lama ada sejak dahulu kala pada masa lalu. Umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk minimnya kemudahan atau materi.
Hal ini menjadi perhatian akan permasalahan mengenai kemiskinan yang terjadi, khususnya di perkotaan. Namun bukan hanya di kota saja, permasalahan sosial ini juga terjadi di pedesaan. Kemiskinan di perkotaan merupakan tantangan besar yang dihadapi oleh banyak negara, termasuk Indonesia. Hingga kini kemiskinan di perkotaan masih menjadi masalah yang belum terselesaikan. Bahkan berdasarkan data BPS, kemiskinan perkotaan di Indonesia pada Maret 2023 lebih tinggi dibanding kondisi sebelum pandemi covid 19. Pada September 2019 presentasi Penduduk miskin di perkotaan 6,56% sekitar 9,86 juta orang. Selama pandemi pada Maret 2021 angkanya mencapai 7,89% sekitar 12,18 juta orang. Namun meskipun ada pemulihan ekonomi yang dapat menurun, pada Maret 2023 angkanya masih 7,29% atau 11,74 juta orang artinya bertambah 1,88 juta orang dibanding sebelumnya. Persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2024 sebesar 7,09 persen, menurun dibandingkan Maret 2023 yang sebesar 7,29 persen. Sementara itu, persentase penduduk miskin perdesaan pada Maret 2024 sebesar 11,79 persen, menurun dibandingkan Maret 2023 yang sebesar 12,22 persen.
Kemiskinan di perkotaan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya :
- Tingginya tingkat urbanisasi.
- Ketidakmerataan distribusi sumber daya.
- Kurangnya akses terhadap layanan dasar.
- Tingkat pendidikan yang rendah.
- Bekerja di sektor informal dengan upah rendah.
Sekarang kemiskinan sudah memberikan dampak yang beraneka ragam mulai dari tindak kriminal, pengangguran,kesehatan terganggu, dan masih banyak lagi. Kemiskinanmemang dapat menyebabkan beragam masalah, tapi untuk sekarang masalah yang paling penting adalah bagaimanacaranya anak-anak kecil yang sama sekali tidak mampu dapat bersekolah dengan baik seperti anak-anak lainnya. Dan juga banyak orang-orang miskin terkena penyakit tapi mereka sulit untuk berobat ke dokter karena mahal, walapun pemerintah sudah memberikan kartu kemiskinan tapi itu tidakmenjamin di rumah sakit.
Tingginya tingkat organisasi ketidakmerataan distribusi sumber daya dan kurangnya akses terhadap layanan dasar menjadi faktor penyebab utama kemiskinan di daerah perkotaan. Adapun mengatasi masalah ini pemerintah perlu merumuskan dan menginformasikan berbagai strategi yang komprehensif dan berkelanjutan. Contoh permasalahan kemiskinan yang terjadi di perkotaan  yaitu Tingkat kemiskinan di kota indramayu. Indramayu adalah sebuah kabupaten yang berada di provinsi Jawa Barat Indonesia. Ibukotanya adalah Indramayu. Titik keramaian yang ada di tempat Indramayu terletak di Jatibarang, Indramayu berbatas dengan laut Jawa di Utara Kabupaten Cirebon, di Tenggara Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Sumedang serta Kabupaten Subang di barat.
 Di Indramayu terdapat 31 Kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan pusat pemerintahan Indramayu, di pesisir Laut Jawa. Walaupun Indramayu berada di Jawa Barat yang notaben adalah tanah Pasundan yang berbudaya dan berbahasa Sunda, namun sebagian besar penduduk Indramayu berbahasa Jawa khas Indramayu. Masyarakat setempat menyebutnya dengan dermayon, yakni dialek bahasa Jawa yang hampir serupa dengan dialek Cirebon, namun di bagian Selatan dan Barat Kabupaten ini menggunakan bahasa Sunda mengingat Kabupaten Indramayu itu sendiri berada di Jawa Barat dan berbatasan langsung dengan budaya Sunda. Indramayu dikenal sebagai daerah agraris, mayoritas masyarakat disana juga bekerja menjadi petani, yaitu menanam padi. Setiap  kota memiliki permasalahan sosial yang terjadi, di indramayu sendiri permasalahan yang sedang terjadi yaitu Tingkat kemiskinan yang terjadi dan dijuluki dengan kota termiskin di jawa barat. Namun tidak lepas dari beberapa faktor yang menimbulkan permasalahan kemiskinan yang sedang terjadi.
Kabupaten Indramayu pernah mengalami kemiskinan ekstrim. Tercatat pada 2020 Jumlah penduduk miskin Indramayu mengalami peningkatan yaitu sekitar 220,31 ribu jiwa. Beberapa faktor yang menyebabkan kemiskinan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Faktor ekonomi, laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, Tingginya angka pengangguran, Pendidikan yang rendah. Adapaun upaya Untuk mengatasi kemiskinan di Indramayu, pemerintah telah melakukan berbagai upaya, di antaranya: Menguatkan ketahanan pangan, Meningkatkan usaha mikro kecil dan menengah, Mendorong kegiatan berbasis ketenagakerjaan.
 Berdasarkan data terkini, Kabupaten Indramayu memiliki tingkat kemiskinan sebesar 11,93% pada Maret 2024. Angka ini merupakan salah satu yang tertinggi di Provinsi Jawa Barat. Namun, terdapat tren penurunan secara bertahap dalam beberapa tahun terakhir, menunjukkan upaya pemerintah daerah untuk mengurangi angka kemiskinan. Salah satunya karena faktor pandemi Covid-19 Barulah. Pada 2021 setelah Nina Agustina menjabat sebagai bupati, berbagai langkah konkret dalam fase pemulihan dampak Covid-19 dilakukan untuk mengeluarkan Indramayu dari predikat miskin ekstrem. Langkah konkret tersebut menemui formula jitu, terbukti terhitung dari 2021 hingga 2023 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Indramayu, daerah yang dijuluki Kota Mangga itu, mengalami penurunan tingkat kemiskinan. Sehingga Indramayu mampu keluar dari predikat kemiskinan ekstrim.