Mohon tunggu...
MoU SoUL
MoU SoUL Mohon Tunggu... wiraswasta -

".....tetiba saya rindu semua yang ada di Kompasiana....."

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Antara Je dan Jeh

2 Mei 2014   17:51 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:56 1497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai kemudian “Je” berhasil menikahi “Jeh” dan menghadiahi “Jeh” seorang anak gadis yang kini sudah remaja berumur 16 tahun, “Je” tetap membuktikan bahwa dia lelaki sejati yang dipilihkan Tuhan untuk mendampingi “Jeh” dengan segala kelebihan dan kekurangannya serta dalam kondisi apapun.

Ya, kemarin, 1 Mei, adalah hari di mana “Je” resmi mengikat suatu perjanjian yang berreferen kepada pertanggungjawaban di Hadapan Tuhan atas diri “Jeh” sebagai suami istri. Dan “Jeh” pun seakan baru kemarin bertemu dan mengenal “Je” karena kemisterian dan kekemistrian yang ada pada diri mereka berdua.

“Yongan isune jeh seneng,”
demikian jawab “Jeh” ketika ditanya alasan dia mau dinikahi “Je” sang pemuda Jogja.
Padahal, jika saja “Jeh” mau memilih salah satu dari dokter, insinyur, polisi, tentara, birokrat dan pengusaha yang antri berharap cintanya di kampung halamannya sana, bukan sesuatu yang sulit.

“Wedok kae tak dadekke bojo mergo nek disawang marai tentrem ati je, Mas,” jawab “Je” lembut ketika kakak – kakaknya bertanya, mengapa dia mau menikahi wanita yang beda suku dan rumahnya jauuuuuuuh sekali di pedalaman Sumatera, padahal gadis – gadis cantik di sekitar rumahnya tidak sedikit yang menaruh hati padanya.

Kemarin pagi, “Je” dan “Jeh” memasak dan tertawa cekikikan bersama di dapur mereka yang luasnya hanya 40 meter persegi, ketika menyadari uban makin banyak di rambut mereka masing – masing. Pun ketika mereka menyadari gagalnya banyak upaya untuk menganggu kerukunan mereka berdua sebagai suami istri, karena mereka berdua memiliki komunikasi yang baik dan keterbukaan di antara mereka ketika aneka fitnah termasuk ketika ada tuduhan dan isu perselingkuhan yang diarahkan kepada “Je” maupun “Jeh” mampir.

Dengan itu keduanya makin menyadari, bahwa apa yang sudah dibangun belasan tahun lalu, tidak pantas disungkurkan hanya oleh karena isu perselingkuhan murahan dan fitnah orang – orang berhati kejam. Selain itu juga, “Je” dan “Jeh” senantiasa berpegang teguh penuh syukur kepada Tuhan Yang Maha Menyatukan dan Melindungi Dalam Genggaman.

Ya, “Je” dan “Jeh” yang sama – sama unik dan tidak terdeskripsikan, mampu saling melengkapi keunikan di antara mereka tanpa menghilangkan ciri keunikan masing – masing.

Iyo je, Nduk.
Iya jeh, Mas.


Referensi Tulisan Sepele Ini:
Hawkes, Terrance. 1977. Structuralism and Semiotics. London : Methuen & Co.
Leech, Geoffrey. 1976. A Linguistic Guide to English Poetry. London :Longman.
Perrine, L. 1974. Literature : Structure, Sound and Sense. New York  : Hercort, Bruceand Worid Inc.
Smith, Frank. 1982. Understanding Reading : A Psycholinguistic Analysis of Reading and Learning to Read. New York : Holt Rinehart and Winston.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun