Meski agak terlambat, namun penulis harap, tanda tanya ini lepas dari ulah payahnya mengganjal benak. Awalnya; Rusia bersikukuh mendukung pemerintahan Bashar Hafez al-Assad, penguasa Suriah saat ini, mengapa?
Setidaknya hal itu terlihat dari kerjasama kuat yang terjalin antara kedua negara tersebut di bidang ekonomi, politik, dan militer. Bahkan selama konflik yang berlangsung lebih dari 18 bulan, antara Rusia-Suriah telah melakukan pembicaraan di bidang industri gas dan minyak, energi, transportasi serta pertanian. Selain itu, Rusia tentu tidak ingin seluruh pengaruhnya hilang sama sekali dari kawasan Timur-Tengah, demi menjaga keimbangan kawasan.
Namun Rusia pada (21//2/2013) memutuskan untuk mengevakuasi seluruh warganya yang ada di Suriah, mengapa?
- Bisa jadi hal itu karena murni disebabkan oleh situasi keamanan Suriah yang makin tidak terkendali, sehingga menuntut Rusia untuk segera mengambil langkah-langkah perlindungan terhadap warganya.
- Disisi lain, langkah tersebut adalah indikasi mengendurnya dukungan Rusia terhadap Suriah. Jika benar dugaan yang terakhir ini, maka bisa jadi kendurnya dukungan tersebut dikarenakan Rusia-Suriah tak mampu menandingi provokasi AS+Eropa di Suriah. Hal itu terlihat dari berbagai upaya pengendalian situasi oleh pemerintahan Assad yang dibantu Rusia tidak juga membuahkkan hasil yang menggembirakan. Alih-alih kekuatan oposisi bisa dikendalikan, bahkan kabar terakhir pasukan oposisi mampu menghujani salah satu dari tiga istana kepresidenan, dengan mortir. Disini, dukungan Rusia kepada pemerintahan Suriah seakan tidak berarti.
- Namun yang menarik, orang mulai mengaitkan sikap karetRusia dihadapan AS karena kalah gertak. Ambillah kemungkinan paling ‘konyol’ dengan menganggap AS telah mampu dengan lebih baik, menggunakan senjata pengendali cuaca High frequency Active Aural Research Program (HAARP), untuk mengontrol sekaligus mengendalikan meteor. Akibatnya, sekitar kota Chelyabinsk, Rusia, dan beberapa lokasi lain di Rusia terkena sapuan hujan batu meteor, Jumat (15/2/2013), diduga akibat ulah HAARP ini. Gentarkah Rusia pada gertakan AS? Bukankah Rusia juga punya jenis senjata yang sama, barangkali Rusia belum selincah AS dalam menggunakan senjata tersebut. Atau barangkali karena factor kemanusiaan, semisal muncul kekhawatiran dari pihak Rusia, apa jadinya bumi ini, jika benar terjadi perang meteor? Belum lagi gempa, badai, frekwensi pengendali otak, dll.
- Penyebab yang lain adalah, bisa jadi Rusia mengendur karena adanya tawaran dari pihak AS dan sekutunya, sehingga membuat Rusia berfikir lebih realistis, dibandingkan jika harus bersikukuh bertahan di konflik Suriah.
Sepertinya, Rusia seringkali lebih memilih bersikap seperti seorang peraga busana yang tampil lemah gemulai di hamparan karpet merah. Hanya seorang peraga, yang jauh dari kesan jantan, yang pernah dibawakan dulu-dulu itu. Padahal kalau melihat kepentingan Rusia di timur tengah, khususnya di Suriah, Rusia pantas bersikukuh dan bertahan, sebab kabarnya Rusia memiliki sisa (satu-satunya) pangkalan militer di kawasan tersebut. Jika kabar tersebut benar, maka “habitat” Rusia di kawasan timur tengah tinggal “nama” belaka, tidak ada isinya. Dan Iran, semakin kehilangan teman “berteriak” melawan hegemoni barat, terutama terhadap AS (+Israel).
Mungkinkah Akan Ada Perang Meteor?
Sebuah meteor seberat 7.000 ton, baru-baru ini meluncur diatas Rusia dengan kecepatan 30 km/detik, dan meledak di ketinggian 30-50 km. ledakan tersebut diperkirakan sebanding dengan kekuatan 20 bom atom, hingga mengakibatkan korban luka setidaknya 1.200 orang, dan 3000 bangunan rusak di lebih dari 6 kota di Rusia. Merespon peristiwa itu, pejabat wilayah Chelyabinsk segera mengerahkan 20.000 petugas penyelamat.
Terkait peristiwa jatuhnya meteor di Chelyabinsk, menurut anggota parlemen Rusia dari Partai Liberal Vladimir Zhirinovsky menyatakan, hal tersebut adalah buah ulah kejahilan Amerika Serikat.
“Benda itu bukan meteorit, itu adalah aksi Amerika yang sedang menguji coba senjata barunya,” kata Vladimir Zhirinovsky kepada wartawan, seperti dikutip situs [www.merdeka.com (16/2/2013)] dari Surat kabar the Washington Post.
Sementara beberapa media berita seperti Fox dan Rusia Today, pernah merilis dalam laporannya, bahwa Moskow pernah dituduh memiliki dan menggunakan senjata sejenis. Setidaknya hal senada juga terungkap dalam http://forum.kompas.com (13/03/12), merilis bahwa pada April 1997, Menhan AS William Cohen menyatakan, AS terpaksa menghadapi serangan senjata perubah cuaca (HAARP) dengan senjata sejenis. Hal itu menegaskan bahwa Rusia juga mampu menandingi teknologi HAARP AS, karena memang memiliki teknologi tersebut.
Nah lo? Apakah kali ini Rusia akan membalas polah petingkah AS di atas? Setidaknya untuk menaikkan posisi dan nilai tawarnya di Suriah? Kekuasaan memang sering salah memandang kemanusiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H