Tanah Papua kembali memakan korban, Sabtu 28/1/12;08.55,kali ini menimpa Briptu Sukarno anggota Brimob Polda Papua yang tengah menjalankan tugas patroli disana.Insiden penembakan yang diduga dilakukan oleh kelompok OPM ini, semakin membuat kemelut di Papua tak kunjung reda. Hal itu membuat kitasemua merasa amat bersedih. Kita juga pantas mengutuk keras terhadap tindakan orang-orangyang lebih suka kekerasan daripada mengedepankan dialog.
Pemerintah diharap bisa menahan diri untuk tidak terprovokasi, sebab dikhawatirkan hal itu hanya akan menempatkanposisi Pemerintah masuk kedalam jebakan perangkap HAM yang telah disiapkan olehpihak-pihak tertentu yang anti pemerintah dan anti NKRI.
Namun demikian pemerintah tetap berkewajiban untuk menjamin keamanan warganya dari ulah para pengacau, sehingga segala macam uapaya makar hendaknya segera bisa ditanggulangi demi stabilitas politik dan keamanan nasional.
Untuk alasan tersebut, Pemerintah sah mengambil segenap upaya contra-sparatisme demi memberikan rasa aman dan menjamin kesejahteraan masyarakat Papua, misalnya saja dengan menambah personel serta dukungan peralatan yang lebih memadai, akan tetapi dengan tetap konsisten pada koridor operasi Upaya MembelaDiri dan upaya Menegakkan Hukum yang berlaku, untuk mengeliminir jatuhnya korban yang tidak perlu. Karenadiyakini, masyarakat Papua sangat mendambakan kedamaian, sama seperti masyarakat dunia pada umumnya.
Pemerintah disisi lain, harus bisameyakinkan masyarakat Papua, serta masyarakat dunia, bahwa rakyat Papua bisasejahtera dalam naungan negara kesatuan. Untuk tujuan tersebut Pemerintah perlumenarik sebanyak mungkin tokoh pro integrasi seperti Heemskercke, Nick [Nicolas]
Messet, Jimmy Demianus Ijie, dll. untuk mengemban tugas dakwah meyakinkan
saudara-saudara masyarakat Papua lainnya, bahwa konsentrasi dan fokus kepada
pembangunan ekonomi, budaya dan kemasyarakatan dalam bingkai negara
kesatuan RI adalah final-ideal, tentunya disertai dengan tindakan kongkret yang bisa
menyentuh akar persoalan yang selama ini mereka suarakan yaitu ketimpangan
sosial dan budaya, plus kesejahteraan yang bisa mereka nikmati secepatnya. Disamping
itu, mereka orang-orang terpilih ini diharapkan bisa menyampaikan suara baik
kepada masyarakat internasional dengan lebih aktif.
Selain itu, pemerintah juga perlumerangkul dan meyakinkan tokoh seperti Pdt. Socrates Sofyan
Yoman yang memiliki jaringan dan koneksi ke luar negeri, agar mau bersama
memperjuangkan kesatuan NKRI dan membentenginya dari rongrongan pihak asing. Diantara itu
semua, yang paling penting adalah, bangkitnya kesadaran segenap komponen bangsa untuk bersama bertekad berjuangmenjaga keutuhan NKRI. Dengan menempatkan persoalan Papua sebagai persoalan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H